Jakarta (ANTARA) - Indonesia menyampaikan empat rekomendasi untuk Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) saat The 2024 AIIB Annual Meeting di Uzbekistan.

Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, Wakil Menteri Keuangan I RI Suahasil Nazara menyebut rekomendasi pertama terkait dorongan untuk mengoptimalkan neraca keuangannya dan mengubah aset kas menjadi aset pinjaman investasi dan mereformasi operasionalnya agar lebih efektif.

Hal itu sejalan dengan rekomendasi Capital Adequacy Framework G20.

Rekomendasi kedua yaitu AIIB perlu melakukan upaya yang lebih kuat untuk mempercepat dan memperluas program melalui proyek pipeline multi-year untuk mendukung prioritas pengembangan negara anggota yang selaras dengan empat fokus area AIIB.

Rekomendasi ketiga adalah AIIB memerlukan konsultasi intensif dengan negara itu dalam merancang program bagi suatu negara. Dengan demikian, akan sangat penting bagi AIIB untuk membuka kantor perwakilan di negara anggota dalam memperkuat hubungan dan meningkatkan efektivitas operasional.

Terakhir, AIIB perlu melakukan reformasi untuk memberikan pinjaman yang lebih terjangkau dan lebih kompetitif dibandingkan dengan multilateral development bank lainnya.

Wamenkeu Suahasil menghadiri Governor Business Roundtable, salah satu agenda dalam The 2024 AIIB Anuual Meeting.

Forum tersebut dihadiri oleh para Governor atau pemimpin dari negara anggota yang bertujuan membahas isu-isu terkait infrastruktur, investasi, dan pembangunan berkelanjutan di Asia.

Tahun ini, AIIB melalui Governor Business Roundtable meminta masukan dari para Governor negara anggota mengenai dua topik, yaitu pelaksanaan strategi korporasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan negara-negara anggota serta pemanfaatan dan pengembangan toolbox untuk membantu melayani negara-negara anggota secara lebih luas.

Pada tahun 2021, Dewan Direksi AIIB telah menyetujui strategi korporasi pertama AIIB untuk 2021-2030 yang di dalamnya mendefinisikan misi AIIB sebagai "Pembiayaan Infrastruktur Masa Depan".

Terdapat empat fokus di dalamnya, yaitu infrastruktur hijau, konektivitas dan kerja sama regional, infrastruktur yang didukung teknologi, serta mobilisasi modal swasta.

Saat ini sudah memasuki paruh kedua periode pelaksanaan strategi korporasi AIIB. Suahasil berpendapat saat ini merupakan momen yang tepat untuk melakukan refleksi progres dan identifikasi area-area yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Keempat fokus itu juga dinilai masih relevan dengan kondisi saat ini.

“Komitmen AIIB terkait infrastruktur hijau sudah baik dan mencapai 50 persen dari target portofolio investasi. Namun, AIIB masih perlu mendorong pelaksanaan dari ketiga fokus lainnya,” tutur dia.

Baca juga: Menkeu diskusikan penguatan posisi RI dalam kerja sama dengan AIIB
Baca juga: Menkeu diskusikan pembangunan di Asia dengan Presiden AIIB
Baca juga: Wamenkeu Suahasil bahas BPKH Limited dengan Wamenkeu Arab Saudi