FAA minta SpaceX selidiki insiden pendaratan roket pendorong Falcon 9
SpaceX CRS-13, misi layanan pasokan komersial ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, diluncurkan pada 15 Desember 2017. Misi ini dikontrak oleh NASA dan diterbangkan oleh SpaceX. Itu adalah misi kedua yang berhasil menggunakan kembali kapsul Dragon, sebelumnya diterbangkan dengan CRS-6. Tahap pertama dari roket Falcon 9 adalah inti yang sebelumnya diterbangkan, "terbukti penerbangan" dari CRS-11. Tahap pertama kembali mendarat di Cape Canaveral's Landing Zone 1 setelah pemisahan tahap pertama dan kedua. ANTARA/Space Center Houston/SpaceX/aa.
"FAA mengetahui adanya anomali yang terjadi selama misi SpaceX NASA Crew-9 yang diluncurkan dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida pada tanggal 28 September," kata pernyataan resmi FAA pada Senin.
"Insiden tersebut melibatkan pendaratan tahap kedua Falcon 9 di luar area bahaya yang ditentukan. Tidak ada publik yang cedera atau kerusakan properti umum yang dilaporkan. FAA meminta adanya penyelidikan," demikian isi pernyataan tersebut.
Pendiri SpaceX Elon Musk selama akhir pekan lalu menghentikan seluruh jadwal peluncuran roket Falcon 9 berikutnya hingga penyelidikan atas insiden tersebut selesai dan kerusakan diperbaiki.
Hal itu merupakan kendala kedua yang dialami SpaceX dalam satu bulan terakhir yang mengharuskan penghentian peluncuran roket Falcon 9.
Pada Agustus, FAA sempat menghentikan sementara roket Falcon 9 yang dapat digunakan kembali itu setelah roket tahap pertama pesawat antariksa tersebut gagal mendarat tegak di atas kapal tak berawak di laut.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Musk : Penerbangan tak berawak ke Mars direncanakan dalam 2 tahun
Baca juga: China umumkan rencana misi eksplorasi "deep space" baru
Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024