Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif akibat periode pemotongan tingkat bunga (cut cycle) bank sentral di berbagai negara.

“Kami melihat bahwa stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif akibat periode cut cycle bank sentral atau pemotongan tingkat bunga bank sentral di berbagai negara,” ujarnya dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) September 2024 secara virtual di Jakarta, Selasa.

Kendati begitu, pihaknya mewaspadai prospek aktivitas perekonomian dunia yang melemah. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) disebut telah menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi AS di tahun 2024 seiring kenaikan level pengangguran dan penurunan inflasi.

Di Tiongkok, terdapat perlambatan aktivitas manufaktur yang mendorong peningkatan tingkat pengangguran ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, serta tingkat pengangguran muda yang meningkat.

Perekonomian Eropa juga disebut semakin tertekan yang terlihat dari penurunan outlook pertumbuhan dan proyeksi peningkatan inflasi. Perkembangan tersebut mendorong bank sentral global memulai siklus penurunan suku bunga yang cukup agresif, dimana The Fed menurunkan Fed Fund Rate sebesar 50 basis points (bps).

Adapun People's Bank of China (PBOC/bank sentral China) dinilai cukup agresif dalam mendukung perekonomian dengan menurunkan suku bunga dan berjanji akan mengambil kebijakan akomodatif lanjutan. Beberapa di antaranya menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) 50 bps untuk meningkatkan likuiditas perbankan, penurunan uang muka pembelian rumah, memperpanjang dukungan ke sektor properti selama dua tahun, serta kebijakan fiskal Tiongkok yang akomodatif.

Untuk European Central Bank (ECB) dan Bank of England turut memulai siklus penurunan suku bunga. Kebijakan moneter global yang akomodatif ini mendorong kenaikan likuiditas di pasar keuangan, tercermin dari penguatan pasar keuangan global di mayoritas negara

Di domestik sendiri, kinerja perekonomian terjaga stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga dan neraca perdagangan yang tercatat surplus.

“Meskipun penurunan suku bunga kebijakan mendorong sentimen positif di pasar keuangan, tetapi sinyal pelemahan kinerja perekonomian global, tensi geopolitik yang masih persistent tinggi, dan koreksi terhadap harga komoditas mengakibatkan risiko ketidakpastian ke depan masih tinggi dan perlu diwaspadai oleh sektor jasa keuangan dan melakukan langkah antisipatif yang diperlukan,” ungkap Mahendra.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan bahwa OJK telah memperkuat kerja sama dengan Bank Negara Malaysia dan mengadakan pertemuan antara Gubernur Bank Sentral Malaysia dengan kami selaku Ketua DK OJK dan membahas berbagai kerjasama, khususnya potensi kolaborasi di bidang perbankan syariah, keuangan berkelanjutan, dan perkembangan lembaga jasa keuangan di kedua negara.

“Di sisi kebijakan, kami juga sedang menyusun ketentuan terkait RP (Rancangan Peraturan) OJK, Profesi Penunjang Sektor Jasa Keuangan yang mengatur kewajiban bagi profesi penunjang yang bergerak di sektor jasa keuangan untuk terdaftar di OJK,” ucap dia.

Baca juga: Obligasi RI bakal terimbas positif dari pemangkasan suku bunga Fed
Baca juga: LPS pertahankan tingkat bunga penjaminan di level 4,25 persen
Baca juga: Bank Mandiri prediksi BI bakal pangkas suku bunga di sisa akhir 2024