Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Pameran Sahang Banjar yang berkaitan dengan jalur rempah Nusantara warisan dunia bertempat di Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru.

"Pameran ini diselenggarakan selama empat minggu, dibuka hari ini," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel, Hadeli Rosyaidi di Banjarbaru, Selasa.

Menurut dia, pameran temporer tentang sahang (merica) tersebut bertema "Sahang Banjar sang Primadona" yang dulunya menjadikan wilayah Provinsi Kalsel sebagai salah satu jalur rempah Nusantara hingga dikenal sebagai warisan dunia.

Menurut dia, pameran ini merupakan sarana edukasi dan pengetahuan bagi masyarakat dan peserta didik belajar maupun mahasiswa mengunggah kesadaran dan rasa cinta masyarakat Kalimantan Selatan terhadap budaya.

"Kami mendukung program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI untuk menjadikan jalur rempah Nusantara sebagai warisan budaya dunia yang bersumber dari sejarah lokal dan koleksinya dimiliki Museum Lambung Mangkurat," ucapnya.

Baca juga: Kalsel-Kemendikbudristek angkat budaya lokal lewat jalur rempah
Baca juga: Kalsel siap sambut peserta Pelayaran Muhibah dan Jalur Rempah
Hadeli menyampaikan, pameran temporer bisa menjadi inspirasi dalam pengembangan kreativitas dalam mendukung program merdeka belajar.

"Karena ini merupakan salah satu hasil bumi di Kalimantan Selatan yang tentunya menjadi ikon yang perlu diketahui seluruh masyarakat dari muda hingga dewasa," katanya.

Kepala UPTD Museum Lambung Provinsi Kalimantan Selatan M. Taufik Akbar menyampaikan, kegiatan pameran temporer 3 tahun 2024 itu dilaksanakan di ruang temporer Museum Lambung Mangkurat sebagai salah satu rangkaian Festival Budaya Meratus.

"Kami ingin memperkenalkan berbagai koleksi mulai dari tanaman rempah, alat yang digunakan untuk membuat rempah, sejarah dan rempah-rempah yang bisa disentuh langsung oleh pengunjung," katanya.

Dia menerangkan, kegiatan ini sesuai dengan arahan Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian kebudayaan.

"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk datang ke Museum Lambung Mangkurat agar lebih banyak mendapatkan informasi mengenai sejarah kebudayaan kita," tuturnya.