Jakarta (ANTARA) - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan data perhitungan inflasi oleh BPS sesuai dengan kaidah statistik dan dikelola secara independen.

Pernyataan itu merespons dugaan adanya manipulasi data oleh pemerintah daerah.

“Kami memiliki metodologi tertentu yang sudah mengacu pada standar internasional dan BPS menjaga independensi pengolahan data maupun pengumpulan data, tidak ada intervensi dari pihak lain,” kata Amalia saat konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Dia menyebut setiap proses pengumpulan data oleh BPS, mulai dari pelaksanaan survei hingga pengolahan data, dilakukan dengan mengacu pada pedoman standar internasional. Seluruh penyelenggaraan statistik juga dilakukan dengan mekanisme penjaminan kualitas data, termasuk penentuan waktu, tempat, dan target responden untuk survei harga konsumen.

“Angka yang dihasilkan BPS dapat dijamin kualitasnya dan dipertanggungjawabkan independensinya,” tegas dia.

Sementara itu, terkait tudingan kehadiran pasar murah untuk manipulasi angka inflasi, Amalia menyatakan inisiatif itu merupakan langkah konkret pemerintah dalam mengendalikan inflasi di daerah.

“Operasi pasar murah merupakan langkah konkret pemerintah untuk mengendalikan inflasi di daerah. Pembentukan harga di daerah tempat kami survei sangat dipengaruhi mekanisme pasar,” ujarnya.

Dugaan manipulasi data inflasi oleh pemda muncul usai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut kepala daerah memiliki modus tersendiri untuk mengakali angka inflasi.

Pasalnya, daerah yang mampu menjaga inflasi berpeluang menerima insentif dari pemerintah. Sementara daerah yang gagal mengendalikan inflasi bisa terkena sanksi.

Menurut Tito, hal itu membuat para kepala daerah menyusun strategi untuk memanipulasi angka inflasi.

Cara lain yang juga dilakukan oleh pemda adalah membuat pasar murah sebelum BPS melakukan survei, sehingga data yang terkumpul bukan data yang riil.

Baca juga: BPS catat inflasi tahunan 1,84 persen pada September 2024
Baca juga: BPS: Ekonomi RI deflasi 0,12 persen pada September 2024