Jokowi-JK dinilai jiwai ideologi Pancasila
1 Juni 2014 20:18 WIB
Ilustrasi - Calon Presiden Joko Widodo dan calon Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dari Koalisi PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). (ist)
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Tim Pemenangan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Ferry Mursyidan Baldan, menilai pasangan itu menjiwai ideologi Pancasila sehingga tidak diragukan keduanya berkiblat dan berorientasi pada rakyat dan kerakyatan.
"Saya mengajak segenap masyarakat untuk bersama saya memilih pemimpin yang memiliki ideologi, memegang teguh ideologi, menghayati ideologi dan melaksanakan atau mengoperasionalkan ideologi yang dihayatinya tersebut," kata Ferry, di Jakarta, Minggu.
Ferry yang juga sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem ini, mengatakan, pada 1 Juni ini bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tetapi bagi pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, tanggal 1 Juni ini adalah juga merupakan hari peneguhan ideologi bersamaan dengan penarikan nomor urut sebagai calon presiden-calon wakil presiden sebagai peserta Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang.
Menurut dia, bangsa ini sudah terlalu lama digadaikan kepada pemimpin yang tidak memiliki ideologi sehingga orientasinya menjadi kabur. Pemimpin yang tidak menghayati apalagi melaksanakan ideologi Pancasila akan mengenyampingkan rakyat dalam masa kepemimpinannya.
Pemimpin tanpa ideologi hanya mendengarkan suaranya sendiri, bukan suara rakyat, katanya.
"Jokowi-JK, dalam kesehariannya secara orisionil telah membuktikan orientasinya yakni rakyat dan kerakyatan. Jokowi-JK tidak mengada-ada, tetapi selalu asli dengan diri mereka tanpa ada polesan," ujarnya.
Siapapun, lanjut Ferry, pasti mengatakan Jokowi-JK tidak sedang melakukan pencitraan, tetapi apa yang mereka lakukan adalah apa yang mereka hayati sesuai ideologi yang telah tertanam dan dijiwai.
"Orisionalitas Jokowi-JK juga tampak jelas diperlihatkan saat mereka datang ke KPU dengan menumpang becak. Bukan memamerkan kemewahan dengan menumpang mobil Lexus atau Alphard atau jenis mobil mewah lainnya," tuturnya.
Jangan lupa di masyarakat telah terbentuk asumsi bahwa kemewahan identik dengan korupsi. Sedangkan Jokowi-JK yang menumpang becak menunjukkan hal yang alami yang jelas menunjukkan ideologi kerakyatan yang mereka jiwai.
"Saya percaya masyarakat ini sudah sangat cerdas untuk membedakan siapa yang melakukan pencitraan dan siapa yang tulus mengabdi. Saya juga percaya masyarakat cerdas membedakan siapa calon presiden yang memiliki ideologi kerakyatan dan siapa capres yang hanya berorientrasi mengejar kekuasaan yang hanya mengabdi pada sekelompok kecil orang. Saya percaya rakyat sudah tahu capres yang benar-benar menjadi bagian dari mereka karena hanya Jokowi-JK," papar Ferry.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
(S037/E001)
"Saya mengajak segenap masyarakat untuk bersama saya memilih pemimpin yang memiliki ideologi, memegang teguh ideologi, menghayati ideologi dan melaksanakan atau mengoperasionalkan ideologi yang dihayatinya tersebut," kata Ferry, di Jakarta, Minggu.
Ferry yang juga sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem ini, mengatakan, pada 1 Juni ini bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tetapi bagi pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, tanggal 1 Juni ini adalah juga merupakan hari peneguhan ideologi bersamaan dengan penarikan nomor urut sebagai calon presiden-calon wakil presiden sebagai peserta Pemilihan Presiden pada 9 Juli mendatang.
Menurut dia, bangsa ini sudah terlalu lama digadaikan kepada pemimpin yang tidak memiliki ideologi sehingga orientasinya menjadi kabur. Pemimpin yang tidak menghayati apalagi melaksanakan ideologi Pancasila akan mengenyampingkan rakyat dalam masa kepemimpinannya.
Pemimpin tanpa ideologi hanya mendengarkan suaranya sendiri, bukan suara rakyat, katanya.
"Jokowi-JK, dalam kesehariannya secara orisionil telah membuktikan orientasinya yakni rakyat dan kerakyatan. Jokowi-JK tidak mengada-ada, tetapi selalu asli dengan diri mereka tanpa ada polesan," ujarnya.
Siapapun, lanjut Ferry, pasti mengatakan Jokowi-JK tidak sedang melakukan pencitraan, tetapi apa yang mereka lakukan adalah apa yang mereka hayati sesuai ideologi yang telah tertanam dan dijiwai.
"Orisionalitas Jokowi-JK juga tampak jelas diperlihatkan saat mereka datang ke KPU dengan menumpang becak. Bukan memamerkan kemewahan dengan menumpang mobil Lexus atau Alphard atau jenis mobil mewah lainnya," tuturnya.
Jangan lupa di masyarakat telah terbentuk asumsi bahwa kemewahan identik dengan korupsi. Sedangkan Jokowi-JK yang menumpang becak menunjukkan hal yang alami yang jelas menunjukkan ideologi kerakyatan yang mereka jiwai.
"Saya percaya masyarakat ini sudah sangat cerdas untuk membedakan siapa yang melakukan pencitraan dan siapa yang tulus mengabdi. Saya juga percaya masyarakat cerdas membedakan siapa calon presiden yang memiliki ideologi kerakyatan dan siapa capres yang hanya berorientrasi mengejar kekuasaan yang hanya mengabdi pada sekelompok kecil orang. Saya percaya rakyat sudah tahu capres yang benar-benar menjadi bagian dari mereka karena hanya Jokowi-JK," papar Ferry.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
(S037/E001)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: