Dirut PGN pastikan pemanfaatan jargas rumah tangga di Sleman lancar
30 September 2024 19:17 WIB
Direktur Utama PT PGN Tbk Arief Setiawan Handoko (dua dari kiri) saat mengunjungi salah satu pelanggan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (27/9/2024). ANTARA/HO-Humas PT PGN Tbk
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT PGN Tbk Arief Setiawan Handoko memastikan pemanfaatan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam kondisi lancar.
"Layanan gas bumi untuk rumah tangga merupakan bentuk kewajiban PGN melaksanakan public service obligation. Jadi, PGN berkewajiban untuk melayani masyarakat, selain juga kami menuju program net zero emission," ujarnya saat melakukan inspeksi pengembangan jargas untuk rumah tangga di wilayah Sleman, DIY, Jumat (27/9/2024), sebagaimana disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Pengembangan jaringan gas di Sleman menggunakan skema compressed natural gas (CNG) clustering, mengingat wilayahnya belum terjangkau jaringan pipa gas.
Mekanismenya, gas bumi dari Blora diangkut dalam bentuk CNG menggunakan truk gas transport module (GTM), kemudian dikompres untuk diturunkan tekanannya sebelum disalurkan ke rumah-rumah pelanggan.
Saat ini, jargas rumah tangga di Sleman sudah terpasang 3.500 sambungan rumah (SR) dari target 7.000 SR dan akan terus meningkat seiring infrastruktur jargas yang terus dibangun.
Arief menambahkan program jargas juga diharapkan dapat mengurangi impor LPG, sekaligus mengurangi penggunaan LPG bersubsidi.
"Karena LPG masih impor, maka jargas akan membantu mengurangi beban arus impor dan subsidi LPG. Mudah-mudahan penggunaan jargas semakin banyak dicontoh ibu-ibu lain agar masak lebih efisien dan cepat," ujarnya.
Ia pun mengimbau tim PGN yang bertugas di area Yogyakarta menggencarkan sosialisasi pemanfaatan jargas kepada masyarakat.
Termasuk, edukasi terkait keselamatan penggunaan gas bumi, mengingat Yogyakarta merupakan wilayah pengembangan baru, maka PGN perlu memberikan edukasi ke masyarakat yang wilayahnya dilalui pipa jargas.
Arief juga berkesempatan mengunjungi pelanggan sekaligus melakukan penyaluran gas bumi perdana (gas in).
"Safety adalah nomor satu bagi kita. Maka, penting diinformasikan bahwa kalau gas bumi sifatnya lebih ringan udara. Kalau ada kebocoran, gas bumi mudah terdeteksi karena diberi aroma pembau, sehingga valve bisa segera ditutup oleh pelanggan," jelasnya.
Salah satu pelanggan jargas, Maria mengaku tertarik menggunakan gas PGN karena lebih safety dan dapat digunakan selama 24 jam.
"Pembayarannya juga gampang menggunakan mobile banking, e-wallet atau di jaringan minimarket terdekat," katanya.
Pengguna jargas lainnya, Ita juga menyambut gas in di rumahnya dengan antusias.
"Sebelumnya kami menggunakan tabung gas beberapa macam ukuran. Lalu, ada kabar baik dari PGN menawarkan untuk konversi ke gas bumi. Tidak perlu risau kehabisan gas karena dapat digunakan setiap saat dan pembayaran bisa via online. Saya berharap PGN bisa menyosialisasikan ke ibu-ibu bahwa gas yang dipakai lebih bagus, baik dari sisi keamanan maupun efisiensinya," sebutnya.
Baca juga: PGN: Jargas bantu substitusi impor LPG nonsubsidi 83,5 juta kilogram
Baca juga: PGN kembangkan jargas di kawasan industri pariwisata bersama ITDC
Baca juga: PGN bangun 6.000 sambungan jargas di Semarang dan Yogyakarta
"Layanan gas bumi untuk rumah tangga merupakan bentuk kewajiban PGN melaksanakan public service obligation. Jadi, PGN berkewajiban untuk melayani masyarakat, selain juga kami menuju program net zero emission," ujarnya saat melakukan inspeksi pengembangan jargas untuk rumah tangga di wilayah Sleman, DIY, Jumat (27/9/2024), sebagaimana disampaikan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Pengembangan jaringan gas di Sleman menggunakan skema compressed natural gas (CNG) clustering, mengingat wilayahnya belum terjangkau jaringan pipa gas.
Mekanismenya, gas bumi dari Blora diangkut dalam bentuk CNG menggunakan truk gas transport module (GTM), kemudian dikompres untuk diturunkan tekanannya sebelum disalurkan ke rumah-rumah pelanggan.
Saat ini, jargas rumah tangga di Sleman sudah terpasang 3.500 sambungan rumah (SR) dari target 7.000 SR dan akan terus meningkat seiring infrastruktur jargas yang terus dibangun.
Arief menambahkan program jargas juga diharapkan dapat mengurangi impor LPG, sekaligus mengurangi penggunaan LPG bersubsidi.
"Karena LPG masih impor, maka jargas akan membantu mengurangi beban arus impor dan subsidi LPG. Mudah-mudahan penggunaan jargas semakin banyak dicontoh ibu-ibu lain agar masak lebih efisien dan cepat," ujarnya.
Ia pun mengimbau tim PGN yang bertugas di area Yogyakarta menggencarkan sosialisasi pemanfaatan jargas kepada masyarakat.
Termasuk, edukasi terkait keselamatan penggunaan gas bumi, mengingat Yogyakarta merupakan wilayah pengembangan baru, maka PGN perlu memberikan edukasi ke masyarakat yang wilayahnya dilalui pipa jargas.
Arief juga berkesempatan mengunjungi pelanggan sekaligus melakukan penyaluran gas bumi perdana (gas in).
"Safety adalah nomor satu bagi kita. Maka, penting diinformasikan bahwa kalau gas bumi sifatnya lebih ringan udara. Kalau ada kebocoran, gas bumi mudah terdeteksi karena diberi aroma pembau, sehingga valve bisa segera ditutup oleh pelanggan," jelasnya.
Salah satu pelanggan jargas, Maria mengaku tertarik menggunakan gas PGN karena lebih safety dan dapat digunakan selama 24 jam.
"Pembayarannya juga gampang menggunakan mobile banking, e-wallet atau di jaringan minimarket terdekat," katanya.
Pengguna jargas lainnya, Ita juga menyambut gas in di rumahnya dengan antusias.
"Sebelumnya kami menggunakan tabung gas beberapa macam ukuran. Lalu, ada kabar baik dari PGN menawarkan untuk konversi ke gas bumi. Tidak perlu risau kehabisan gas karena dapat digunakan setiap saat dan pembayaran bisa via online. Saya berharap PGN bisa menyosialisasikan ke ibu-ibu bahwa gas yang dipakai lebih bagus, baik dari sisi keamanan maupun efisiensinya," sebutnya.
Baca juga: PGN: Jargas bantu substitusi impor LPG nonsubsidi 83,5 juta kilogram
Baca juga: PGN kembangkan jargas di kawasan industri pariwisata bersama ITDC
Baca juga: PGN bangun 6.000 sambungan jargas di Semarang dan Yogyakarta
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: