Jakarta (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Sangeang di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, masih terus meningkat, ditandadi dua kali letusan, kata Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu.
Dalam akun Twitternya, @Sutopo_BNPB, Sutopo mengabarkan bahwa abu vulkanik dari gunung api tersebut menutupi Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, yang kemudian menyebar ke Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur.
Hingga saat ini, masyarakat di kecamatan Wera diungsikan ke perbukitan sekitarnya menyusul kabar tsunami setelah gunung api tersebut meletus.
Sejumlah 135 warga, yang sedang berkebun di Pulau Sangeang, diungsikan ke Sangeang Darat. Tidak ada korban jiwa dan pengungsi," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan bahwa 7.328 jiwa atau 1.748 keluarga dari empat desa, yang berjarak hanya delapan kilometer dari gunung Sangeang, desa Sangeang, Oitoi, Tadewa, Langgasolo, diungsikan karena hujan abu cukup parah.
Selain itu, daerah lain di Kabupaten Bima, yang mengalami hujan abu, adalah Kecamatan Wera, Sape, Ambalawi dan Kota Bima.
Sementara itu, dua bandar udara di Nusa Tenggara Barat, yaitu Bima dan Tambolaka, dilaporkan ditutup sementara, hingga pemberitahuan selanjutnya.
Sutopo menambahkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima dan BPBD NTB telah membagikan 15.200 masker kepada masyarakat Bima.
Dilaporkannya juga bahwa persediaan masker di apotik setempat telah habis, sehingga menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat, yang terkena hujan abu.
Letusan Gunung Sangeang, yang terletak di Pulau Sangeang Api, Sumba, berlangsung sejak Jumat.
Gunung dengan ketinggian 1.842 meter di atas permukaan laut itu hingga Sabtu malam masih mengeluarkan abu vulkanik hingga ketinggian 3.000 meter.
(A050/B002)
Aktivitas Gunung Sangeang masih terus meningkat
31 Mei 2014 22:21 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: