Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan tujuan utama program Tol Laut adalah mengurangi disparitas harga barang di berbagai wilayah, khususnya di Indonesia bagian timur, yang selama ini mengalami perbedaan harga cukup signifikan dibandingkan dengan wilayah barat.

“Dengan adanya Tol Laut, harga barang pokok dapat turun hingga 30 persen, terutama di wilayah 3TP. Ini sangat membantu dalam menurunkan inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin.

Program Tol Laut yang diinisiasi Presiden Joko Widodo sejak awal masa pemerintahan telah berperan penting dalam menghubungkan wilayah-wilayah terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan (3TP) dengan pusat-pusat ekonomi utama di Indonesia yang umumnya berada di wilayah barat.

Pencapaian ini tidak terlepas dari peningkatan konektivitas yang signifikan. Saat ini, Tol Laut telah menghubungkan 115 pelabuhan di seluruh Indonesia dengan 39 trayek aktif, mempercepat distribusi barang ke berbagai daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

Menurut Budi, Tol Laut menciptakan pemerataan distribusi barang di wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi. Misalnya, masyarakat di Papua dan Maluku yang dulu kesulitan mendapatkan barang kebutuhan pokok, kini bisa mendapatkan barang dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau.

Program Tol Laut ini juga berperan penting dalam mengembangkan industri kecil dan menengah (UKM) di wilayah-wilayah tersebut. Menurutnya, produk-produk seperti ikan dari Maluku, rumput laut dari Nusa Tenggara, hingga beras dari Merauke kini bisa didistribusikan lebih mudah ke seluruh Indonesia.

Tol Laut juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah 3TP. Di beberapa wilayah, seperti NTT dan Papua, meskipun masih menyandang status sebagai daerah termiskin, tol laut telah membuka peluang ekonomi baru.

“Kupang, misalnya, kini memiliki industri-industri kecil yang tumbuh seiring dengan kemudahan akses distribusi yang disediakan Tol Laut. Ini adalah langkah awal yang penting dalam mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah,” kata Budi.

Dengan pencapaian yang telah diraih selama 10 tahun terakhir, program Tol Laut diharapkan akan terus diperluas dan ditingkatkan. Pemerintah berencana untuk menambah trayek baru serta memperkuat integrasi logistik nasional dengan Tol Laut.

“Kami menargetkan penambahan trayek hingga 10-25 persen dalam beberapa tahun ke depan, terutama untuk wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau secara optimal,” kata Budi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Moga Simatupang mengatakan bahwa kebijakan tol laut merupakan kolaborasi dan koordinasi kementerian/lembaga antara lain kementerian perhubungan, kementerian perdagangan, pemerintah daerah, dan operator kapal.

"Sejauh ini bila kita melihat perkembangan dari 2015-2024 berdasarkan koefisien variasi sebagai indikator pengukuran kita untuk disparitas harga antar wilayah dan antar waktu terjadi penurunan yang cukup signifikan dari 2015 sekitar 14,2 poin dan pada 2024 sudah mencapai 10,25 poin. Yang jelas terjadi penurunan disparitas harga," ujar Moga.

Baca juga: Pelni minta dispensasi penumpang 150 persen dari kapasitas kapal
Baca juga: Menhub optimistis program tol laut berlanjut di pemerintahan baru
Baca juga: Kemenhub lepas pelayaran perdana tol laut tahun 2024