Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama melaporkan lebih dari 37 ribu pekerja dari berbagai daerah di Indonesia telah dilibatkan dalam proyek Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi (BKBA) Madrasah hingga 2024.

"Dengan melibatkan ribuan pekerja, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur pendidikan, tetapi juga membantu menggerakkan roda ekonomi di daerah-daerah madrasah penerima bantuan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Abu Rokhmad di Jakarta, Senin.

Proyek BLBA merupakan bagian dari program reformasi pendidikan madrasah atau Realizing Education’s Promise - Madrasah Education Quality Reform (REP MEQR) yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Keterlibatan para pekerja dalam proyek tersebut tidak hanya membantu kualitas pendidikan Indonesia semakin baik, tetapi memberikan dampak nyata terhadap perekonomian warga yang ada di sekitar madrasah secara signifikan.

Kemenag telah menyalurkan Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi (BKBA) Madrasah kepada 8.092 madrasah. Setidaknya ada 37.653 pekerja yang dilibatkan oleh Kemenag dalam program BKBA tersebut.

Adapun rinciannya yakni 33 madrasah piloting dengan melibatkan 165 pekerja. Kemudian, sebanyak 2.302 madrasah penerima BKBA dengan melibatkan 11.510 pekerja. Selanjutnya, ada 3.177 pekerja di tahap ke-2 dengan 13.895 pekerja lokal.

Baca juga: Baznas bersama Kemenag luncurkan Program Madrasah Layak Belajar

Berikutnya, untuk BKBA tahap 3 sebanyak 2.516 madrasah dengan 11.714 pekerja lokal. Lalu, 64 madrasah terdampak bencana di Cianjur dengan keterlibatan pekerja lokal sebanyak 369 orang.

"Kami melihat proyek ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah di Indonesia," kata dia.

Abu Rokhmad merinci keterlibatan para pekerja itu meliputi sektor konstruksi, pelatih guru, ahli teknologi informasi, hingga konsultan pendidikan.

"Dengan adanya pelibatan itu, ekosistem pendidikan di madrasah diharapkan menjadi lebih maju dan modern," kata dia.

Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag M. Sidik Sisdiyanto mengatakan keterlibatan lebih dari 37 ribu pekerja menunjukkan betapa luas dan inklusifnya cakupan proyek ini.

"Kami mengelola tim dari berbagai disiplin ilmu untuk memastikan bahwa madrasah penerima bantuan mendapat dukungan sesuai kebutuhan mereka, baik fisik maupun non-fisik," ujarnya.

Menurut Sidik, proyek BKBA juga dikelola secara berkelanjutan dengan evaluasi berkala untuk memastikan dampaknya tidak hanya pada peningkatan infrastruktur, tetapi juga kompetensi sumber daya manusia.

Baca juga: Kompetisi Sains Madrasah 2024 dipusatkan di Ternate ditutup

Ketua Projek Manajement Unit (PMU) REP MEQR, Arif Rahman menyebut program tersebut telah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia, dengan fokus pada madrasah yang memerlukan dukungan infrastruktur dan peningkatan mutu pendidikan.

Adapun dampak nyata yang dirasakan madrasah yakni peningkatan fasilitas belajar, pelatihan bagi guru, dan peningkatan kompetensi staf madrasah.

Lebih dari itu, Arif Rahman memandang masyarakat sekitar madrasah penerima bantuan juga merasakan dampak ekonomi langsung melalui keterlibatan dalam proyek ini.

Misalnya saja pengadaan material dan jasa lokal yang turut mendukung perekonomian setempat, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi pendidikan dan ekonomi lokal.

"Dengan keterlibatan lebih dari 37 ribu pekerja, proyek BKBA Madrasah melalui REP MEQR tidak hanya mendorong transformasi pendidikan madrasah, tetapi juga menjadi inisiatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah serta kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Baca juga: Menag sebut KSM 2024 harus jadi inspirasi bagi siswa di Indonesia