BI: Peringkat kredit BBB+ cerminkan dunia yakin ekonomi RI stabil
30 September 2024 14:37 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan keputusan lembaga pemeringkat Rating and Investment Information Inc (R&I) untuk memberikan peringkat kredit BBB+ terhadap Indonesia mencerminkan kepercayaan dunia terhadap kondisi makroekonomi yang stabil dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.
"Penegasan R&I atas peringkat Indonesia tersebut mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi yang stabil dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga, serta prospek ekonomi jangka menengah yang meningkat, di tengah ketidakpastian global terutama pada paruh pertama tahun 2024," kata Perry di Jakarta, Senin.
R&I mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade, dengan outlook positif pada 30 September 2024. Sovereign Credit Rating atau peringkat kredit negara adalah ukuran kemampuan pemerintah untuk membayar utangnya.
R&I meyakini bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang solid akan berlanjut, didukung fundamental ekonomi yang semakin kuat, ketahanan eksternal yang terjaga, serta defisit fiskal dan rasio utang pemerintah yang rendah.
Perry menuturkan kepercayaan tersebut ditopang oleh sinergi yang erat antara Bank Indonesia, pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan, serta didukung oleh kredibilitas otoritas yang terjaga baik.
Ke depan, BI akan terus mencermati dan memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta domestik, mengambil langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan, serta terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjutnya, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap solid pada paruh kedua tahun 2024, dengan pertumbuhan keseluruhan tahun sekitar 5 persen, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia di angka 4,7-5,5 persen.
R&I juga meyakini bahwa stabilitas harga akan terjaga, didukung oleh kebijakan moneter BI yang disiplin dan kerja sama yang semakin erat dengan pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Pada aspek ketahanan eksternal, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah pada kisaran 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dari perspektif fiskal, pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk menjaga disiplin fiskal di awal pemerintahan baru, dengan menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB.
Pada 25 Juli 2023, R&I meningkatkan prospek Republik Indonesia menjadi positif dari stabil dan menegaskan peringkat SCR Indonesia pada BBB+ atau dua tingkat di atas investment grade.
Baca juga: Pefindo Rilis Rating Kredit Waskita Beton: idB dengan Outlook Stabil
Baca juga: Menkeu sebut peringkat kredit BBB bukti RI akuntabel kelola utang
Baca juga: Indonesia kembali raih peringkat kredit dengan outlook stabil
"Penegasan R&I atas peringkat Indonesia tersebut mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi yang stabil dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga, serta prospek ekonomi jangka menengah yang meningkat, di tengah ketidakpastian global terutama pada paruh pertama tahun 2024," kata Perry di Jakarta, Senin.
R&I mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade, dengan outlook positif pada 30 September 2024. Sovereign Credit Rating atau peringkat kredit negara adalah ukuran kemampuan pemerintah untuk membayar utangnya.
R&I meyakini bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang solid akan berlanjut, didukung fundamental ekonomi yang semakin kuat, ketahanan eksternal yang terjaga, serta defisit fiskal dan rasio utang pemerintah yang rendah.
Perry menuturkan kepercayaan tersebut ditopang oleh sinergi yang erat antara Bank Indonesia, pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan, serta didukung oleh kredibilitas otoritas yang terjaga baik.
Ke depan, BI akan terus mencermati dan memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta domestik, mengambil langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan, serta terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selanjutnya, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap solid pada paruh kedua tahun 2024, dengan pertumbuhan keseluruhan tahun sekitar 5 persen, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia di angka 4,7-5,5 persen.
R&I juga meyakini bahwa stabilitas harga akan terjaga, didukung oleh kebijakan moneter BI yang disiplin dan kerja sama yang semakin erat dengan pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Pada aspek ketahanan eksternal, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah pada kisaran 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dari perspektif fiskal, pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk menjaga disiplin fiskal di awal pemerintahan baru, dengan menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB.
Pada 25 Juli 2023, R&I meningkatkan prospek Republik Indonesia menjadi positif dari stabil dan menegaskan peringkat SCR Indonesia pada BBB+ atau dua tingkat di atas investment grade.
Baca juga: Pefindo Rilis Rating Kredit Waskita Beton: idB dengan Outlook Stabil
Baca juga: Menkeu sebut peringkat kredit BBB bukti RI akuntabel kelola utang
Baca juga: Indonesia kembali raih peringkat kredit dengan outlook stabil
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: