Aljir (ANTARA News) - Konferensi ke-17 menteri luar negeri Gerakan Non-Blok (GNB) dengan motto memperkuat kesetiakawanan untuk perdamaian dan kemajuan, yang dimulai 28 Mei di Istana Negara di Aljir, Kamis ditutup dengan mengeluarkan pernyataan akhir.
Dalam upacara penutupan pada Kamis malam itu, Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra, ketua konferensi tersebut, membacakan pernyataan akhir, yang disetujui secara bulat.
Pernyataan menyinggung berbagai masalah seperti globalisasi, konfrontasi dengan terorisme dan radikalisme, pengembangan listrik, non-campur tangan kekuatan besar di dunia digital, kedekatan negara-negara dalam isu-isu ekonomi dan pembangunan negara-negara anggota GNB.
Rancangan pernyataan disiapkan di biro koordinasi GNB di New York, dan para ahli dari negara-negara anggota menyetujui isinya pada pertemuan ahli 25--26 Mei di Aljier.
Dalam pernyataan itu, menteri luar negeri GNB menggarisbawahi tentang perlunya perlucutan senjata nuklir internasional tanpa diskriminasi dan menyerukan Timur Tengah bebas senjata nuklir.
Mereka juga mendukung hak-hak asasi rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri, dan memiliki satu negara merdeka.
Pernyataan mengutuk kejahatan Israel dan menyerukan pembentukan negara Palestina dengan al Quds sebagai ibu kotanya.
Peserta juga sepakat untuk mengadakan pertemuan September mendatang mengenai perlucutan senjata nuklir internasional tersebut.
Negara anggota GNB dijadwalkan menghadiri pertemuan bersama dengan Kelompok 77 pada Jumat, demikian OANA.
(Uu.H-AK)
(T.H-AK/C/H-AK/B/B002) 30-05-2014 17:12:35
Konferensi Menlu GNB di Aljier ditutup dengan pernyataan akhir
31 Mei 2014 00:00 WIB
ilustrasi Sekjen PBB Ban Ki-moon (REUTERS/Lior Mizrahi/Pool)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: