Jakarta (ANTARA News) - Konferensi Perubahan Iklim di Bonn, Jerman, pada 4-15 Juni 2014 yang digelar badan PBB, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), akan menjadi rangkaian untuk menutup perundingan perubahan iklim global.

"Untuk perundingan di Bonn, Jerman, ini jadi rangkaian untuk menutup buku perundingan perubahan iklim global menjelang COP (Conference on the Parties) 20 di Peru," kata Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) yang juga menjadi Ketua Delegasi RI untuk perundingan Bonn Rachmat Witoelar di Jakarta, Jumat.

Dari perundingan di Bonn, ia mengatakan akan disiapkan dokumen-dokumen untuk COP 20 di Lima, Peru, di akhir 2014.

Dokumen-dokumen tersebut, menurut Rachmat, akan diperoleh dari perundingan meja bundar tingkat menteri dan dialog ditingkat menteri untuk The Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP).

Hasil dari COP 20 di Lima, Peru, akan dibawa ke COP 21 di Paris untuk kemudian ditetapkan. Menurut dia, dari sana kemungkinan dana-dana internasional perubahan iklim baru mulai dioperasikan.

"Suatu gerakan dunia diawali sejak dua tahun lalu. Maka 2015 harus dicari kesepakatan agar dana tersebut tersedia dan penyalurannya berjalan lancar," ujar Rachmat.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dana yang akan disediakan tergantung dari beberapa hal. Apakah dana itu bermanfaat bagi negara yang mendapatkan dan bisa berparitisipasi melawan perubahan iklim.

Atau, lanjutnya, apakah negara penerima dana sanggup mengelola dana dan dapat membuktikan pengelolaannya.

"Ada delapan kriteria suatu negara dapat menerima itu, dan alhamdulilah Indonesia berkualifikasi mendapatkan dana itu," ujar Rachmat.
(V002/A011)