Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey mengaku kopi hasil dari perhutanan sosial masyarakat Indonesia menjadi sajian wajib bagi tamu di rumahnya.

“Madu dari perhutanan sosial rasanya spektakuler, kopinya juga. Hari ini kami minum beberapa kopi dan itu luar biasa enak. Saya menggunakan kopi produk dari perhutanan sosial di rumah dan saya bagikan ke tamu, itu menjadi sebuah kemewahan luar biasa bagi saya,” kata Dominic ditemui usai acara bersepeda bersama para duta besar yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Menteri LHK: Pendapatan warga meningkat berkat perhutanan sosial

Ia mengapresiasi kinerja Menteri LHK Siti Nurbaya selama 10 tahun yang secara konsisten memperjuangkan perhutanan sosial untuk memberdayakan masyarakat sekaligus mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga cukup dilirik oleh dunia internasional.

“Kepemimpinan Menteri LHK dalam bidang lingkungan hidup dan kehutanan sangat luar biasa. Statistik dan data-datanya menunjukkan bahwa selama 10 tahun Indonesia telah berhasil mengurangi deforestasi dan capaian lingkungan lainnya. Saya mau mengucapkan terima kasih dari Inggris, semoga komitmen untuk kemitraan kita di masa depan terus terjalin,” tuturnya.

Dominic mengisahkan topik tentang pemanasan global sering ia bicarakan bersama anaknya, dan selama ini anaknya merasa pesimis. Namun, melalui berbagai program yang dilakukan di Indonesia, ia optimistis dunia bisa mengambil praktik baik mengurangi pemanasan global melalui pemberdayaan masyarakat dan gotong royong.

“Melihat apa yang sudah dilakukan di Indonesia untuk emisi nol karbon, perhutanan sosial, mengurangi deforestasi hingga berhasil menurunkan beberapa hektare, saya optimistis dunia bisa selamat dari pemanasan global, dan Indonesia bisa menjadi contoh untuk hal itu,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Hidup (PSKL) KLHK, Mahfudz menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan produk-produk unggulan untuk pameran perhutanan sosial dari beberapa wilayah, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, serta Bali-Nusa Tenggara-Maluku.

“Produk-produk perhutanan sosial, seperti gula aren, kopi, madu, serta kerajinan tangan yang dihasilkan masyarakat kita pamerkan hari ini, yang dapat menjadi produk unggulan untuk bersaing di tingkat global,” ujar dia.

Menurutnya, produk kopi perhutanan sosial memang menjadi favorit.

Baca juga: Luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat meningkat

Baca juga: Menteri LHK minta tingkatkan upaya hilir dukung produk Perhutanan Sosial


“Hari ini kita punya pojok kopi agro-forestry yang kita datangkan dari beberapa lokasi perindustrian, seperti dari Wanagiri, Bali, Ciburial, Jawa Barat, Mattabulu, Soppeng, Sulawesi Selatan, dan masih banyak jenis lainnya,” paparnya.

Sedangkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar menyatakan pendapatan masyarakat berhasil meningkat hingga Rp2,3 juta berkat pemberdayaan di bidang perhutanan sosial.

“Perhutanan sosial telah mencakup 8,018 juta hektare untuk akses sekitar 1,4 juta rumah tangga terhadap hutan. Artinya, kita meningkatkan akses masyarakat terhadap hutan sebesar 8 juta hektare dibandingkan tahun 2015 yang hanya 400.000 hektare. Kekayaan masyarakat pun meningkat berkat perhutanan sosial, sekitar Rp2,3 juta per bulan per rumah tangga,” kata Menteri Siti.