Kampanye hitam untungkan Jokowi-JK
30 Mei 2014 03:54 WIB
Deklarasai Jokowi-Jusuf Kalla. Bakal Capres-Cawapres PDI-Perjuangan Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) didampingi istri mendeklarasikan sebagai pasangan calon Presiden dan Cawapres di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Senin (19/5). Pasangan Jokowi - Jusuf Kalla itu diusung empat partai yaitu PDI-Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Jember (ANTARA News) - Aksa Mahmud selaku koordinator nasional sukarelawan Keluarga Besar Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengatakan maraknya kampanye hitam (black campaign) yang menyerang pasangan Jokowi-Jusuf Kalla justru menguntungkan pasangan calon presiden dan cawapres tersebut.
"Kami tidak khawatir dengan kampanye hitam itu karena hal tersebut tidak akan berpengaruh pada perolehan suara pasangan Jokowi-JK," katanya usai menghadiri silaturahmi Ansor, Banser, dan Kiai Kampung di Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis malam.
Menurut dia, masyarakat sudah cerdas untuk menentukan pilihan pada Pemilu Presiden 2014 dan mereka tidak bisa dibohongi dengan kampanye hitam yang tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat.
"Almarhum Kiai Abdullah Faqih dari Langitan pernah menyampaikan bahwa semakin banyak kampanye hitam yang ditujukan kepada seseorang, maka semakin dekat dengan kemenangan, sehingga saya tidak terlalu memikirkan adanya kampanye yang menyudutkan pasangan Jokowi-JK," tuturnya.
Jadwal kampanye pada Pilpres 2014, lanjut dia, relatif singkat selama 23 hari, sehingga tim pemenangan Jokowi-JK melakukan silaturahmi dengan kiai dan ulama terutama tokoh NU sebelum tahapan kampanye karena mayoritas rakyat Indonesia adalah warga nahdliyin.
"Latar belakang Pak Jokowi dan JK adalah NU, sehingga lebih mudah mengumpulkan simpul-simpul suara nahdliyin untuk memenangkan pasangan tersebut terutama di Jatim dan Jateng," ucap Aksa yang juga pendiri Korporasi Bosowa tersebut.
Ia juga mengklaim pasangan Jokowi-JK mendapat dukungan suara dari kader dan konstituen Partai Golkar dalam Pemilu Presiden 2014, meski secara resmi partai berlambang pohon beringin itu mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Analisis saya sebanyak 65 persen suara Golkar akan mengarah pada Jokowi-JK karena Jusuf Kalla merupakan pendiri Partai Golkar dan pernah memimpin partai tersebut, sehingga figur Pak JK tidak bisa dilepaskan dari partai berlambang pohon beringin itu," paparnya.
Aksa yang juga adik ipar Jusuf Kalla itu menegaskan seluruh karyawan yang berada di perusahaan Bosowa wajib memilih pasangan capres-cawapres yang didukung PDIP, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan PKPI tersebut karena secara moral mereka memiliki ikatan kekeluargaan.
"Saya juga optimistis warga Makassar akan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi," ucap politisi senior Partai Golkar itu.
Sebelumnya kampanye hitam yang menyudutkan Jokowi mulai menyebar di sejumlah pondok pesantren dan rumah para kiai di Kabupaten Jember.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam yang juga Rais Syuriah PCNU Jember Muhyidin Abdussomad mengaku menerima beberapa eksemplar tabloid "Obor Rakyat" yang berisi pemberitaan menyudutkan Jokowi sebagai "Capres Boneka" di depan rumahnya, namun tidak mengetahui siapa yang mengirim tabloid tersebut.
Pemilu Presiden yang digelar 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (ZUM/T007)
"Kami tidak khawatir dengan kampanye hitam itu karena hal tersebut tidak akan berpengaruh pada perolehan suara pasangan Jokowi-JK," katanya usai menghadiri silaturahmi Ansor, Banser, dan Kiai Kampung di Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis malam.
Menurut dia, masyarakat sudah cerdas untuk menentukan pilihan pada Pemilu Presiden 2014 dan mereka tidak bisa dibohongi dengan kampanye hitam yang tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat.
"Almarhum Kiai Abdullah Faqih dari Langitan pernah menyampaikan bahwa semakin banyak kampanye hitam yang ditujukan kepada seseorang, maka semakin dekat dengan kemenangan, sehingga saya tidak terlalu memikirkan adanya kampanye yang menyudutkan pasangan Jokowi-JK," tuturnya.
Jadwal kampanye pada Pilpres 2014, lanjut dia, relatif singkat selama 23 hari, sehingga tim pemenangan Jokowi-JK melakukan silaturahmi dengan kiai dan ulama terutama tokoh NU sebelum tahapan kampanye karena mayoritas rakyat Indonesia adalah warga nahdliyin.
"Latar belakang Pak Jokowi dan JK adalah NU, sehingga lebih mudah mengumpulkan simpul-simpul suara nahdliyin untuk memenangkan pasangan tersebut terutama di Jatim dan Jateng," ucap Aksa yang juga pendiri Korporasi Bosowa tersebut.
Ia juga mengklaim pasangan Jokowi-JK mendapat dukungan suara dari kader dan konstituen Partai Golkar dalam Pemilu Presiden 2014, meski secara resmi partai berlambang pohon beringin itu mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Analisis saya sebanyak 65 persen suara Golkar akan mengarah pada Jokowi-JK karena Jusuf Kalla merupakan pendiri Partai Golkar dan pernah memimpin partai tersebut, sehingga figur Pak JK tidak bisa dilepaskan dari partai berlambang pohon beringin itu," paparnya.
Aksa yang juga adik ipar Jusuf Kalla itu menegaskan seluruh karyawan yang berada di perusahaan Bosowa wajib memilih pasangan capres-cawapres yang didukung PDIP, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan PKPI tersebut karena secara moral mereka memiliki ikatan kekeluargaan.
"Saya juga optimistis warga Makassar akan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi," ucap politisi senior Partai Golkar itu.
Sebelumnya kampanye hitam yang menyudutkan Jokowi mulai menyebar di sejumlah pondok pesantren dan rumah para kiai di Kabupaten Jember.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam yang juga Rais Syuriah PCNU Jember Muhyidin Abdussomad mengaku menerima beberapa eksemplar tabloid "Obor Rakyat" yang berisi pemberitaan menyudutkan Jokowi sebagai "Capres Boneka" di depan rumahnya, namun tidak mengetahui siapa yang mengirim tabloid tersebut.
Pemilu Presiden yang digelar 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (ZUM/T007)
Pewarta: Zumrotun Solicha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: