Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali mengejar vaksinasi anjing dan kucing, termasuk yang liar atau dilepasliarkan untuk mencegah penularan virus rabies.

“Tantangan ke depan, Bali harus kami bebaskan dari rabies,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra di sela vaksinasi anjing dan kucing di Pantai Mertasari Sanur, Denpasar, Bali, Minggu.

Untuk itu, kegiatan vaksinasi gratis bagi hewan penular rabies (HPR) digencarkan, termasuk vaksinasi yang diinisiasi oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Bali.

Baca juga: Masih banyak anjing liar, vaksinasi rabies di Bali capai 56 persen

Saat ini, masih ada pekerjaan rumah (PR) untuk mewujudkan target Bali bebas rabies pada 2030, yakni masih ada sekitar 30 persen anjing belum divaksinasi rabies.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, hingga saat ini cakupan vaksinasi anjing, termasuk anjing liar sudah mencapai sekitar 426 ribu ekor atau 70,53 persen dari estimasi populasi anjing di Pulau Dewata mencapai sekitar 605 ribu.

“Artinya, masih ada 30 persen yang harus kami sasar, tapi 30 persen itu juga bukan angka mati, karena anjing dan HPR lainnya terus berkembang biak,” imbuhnya.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan budaya dalam memelihara anjing/kucing agar tidak dilepasliarkan.

Penangkapan HPR liar terutama anjing, karena menjadi sumber penularan utama rabies juga dilakukan untuk divaksinasi, mengingat masih menjadi tantangan dan membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan masyarakat.

Begitu juga penanganan ketika tergigit anjing pada manusia, ia meminta agar segera mendapatkan penanganan medis melalui fasilitas kesehatan atau rumah sakit untuk mendapatkan vaksinasi antirabies (VAR) pada manusia.

Sementara itu, Ketua PDHI Bali I Dewa Made Anom menjelaskan pihaknya menyelenggarakan vaksinasi pada HPR, baik anjing maupun kucing dengan menyediakan 300 dosis vaksin.

Saat ini, pihaknya memiliki stok vaksin HPR sebanyak 3.500 dosis, dan masyarakat dapat mengaksesnya melalui PDHI Bali.

Vaksinasi gratis untuk HPR memperingati Hari Rabies Sedunia yang jatuh pada 28 September itu juga diadakan sterilisasi gratis untuk HPR jantan dengan cara operasi pengangkatan testis dan pada betina dengan cara mengangkat rahim untuk mengendalikan populasinya.

Baca juga: Bali berhasil turunkan kasus kematian akibat rabies berkat sediaan VAR

Baca juga: Bali terima bantuan 200 ribu dosis vaksin rabies dari Australia


“Pemberian vaksinasi rabies itu dilakukan minimal satu tahun sekali, karena Bali daerah endemik rabies,” ucapnya.

Sementara itu, sejumlah warga antusias mengikuti vaksinasi rabies dan sterilisasi organ reproduksi HPR.

Sebelum mendapatkan injeksi vaksin rabies, dokter hewan terlebih dahulu memeriksa kondisi kesehatan hewan, di antaranya tekanan darah yang diperbolehkan, yakni rata-rata 160 dan suhu tubuh rata-rata yang diperbolehkan, yakni 38-39 derajat Celsius.

“Ini pertama kali anjing saya divaksin untuk mendukung Bali bebas rabies,” kata seorang warga Denpasar Andika Putra yang memvaksin anjing betinanya.