Sunderland (ANTARA News) - Pelatih Sunderland, Gustavo "Gus" Poyet, menandatangani perpanjangan kontrak kepelatihannya di Stadium of Light, Sunderland, hingga 2016.

Poyet sukses membuat tim berjuluk Black Cats itu bertahan di Liga Utama Inggris menyusul kebangkitan di penghujung musim termasuk menenggak empat kemenangan beruntun, setelah sebelumnya juga membawa tim itu ke laga pamungkas Piala Liga.

"Stabilitas jelas merupakan kunci untuk keberhasilan jangka panjang dan berkelanjutan bagi setiap klub sepak bola," kata pelatih berusia 46 tahun sebagaimana dilansir situs resmi klub.

"Kontrak baru ini memberi baik saya maupun tim ini stabilitas itu."

Sunderland terjerembab sebagai penghuni dasar klasemen hingga April dan sebagaimana disebut Poyet membutuhkan "keajaiban" untuk tetap bertahan di Liga Utama, sebelum meraih hasil imbang melawan Manchester City yang memantik serangkaian penampilan menawan, membalikkan segala prediksi.

Kemenangan yang diperoleh melawan Chelsea dan Manchester United, serta sesama klub pesaing di zona degradasi Cardiff dan West Brom, membawa mereka melompat menjauhi masalah sekaligus mengakhiri musim sebagai penghuni peringkat ke-14.

"Sekarang tantangan yang berbeda dihadapi saya dan klub ini, dan saya menikmati fase selanjutnya bersama Sunderland," tutur pelatih berkebangsaan Uruguay tersebut.

Poyet yang menjadi pelatih Sunderland menggantikan Paolo Di Canio pada Oktober 2013 lalu setelah tim itu hanya memperoleh satu poin saja dari tujuh laga pembuka.

Ia mengawal timnya melewati musim ini dengan penampilan yang berusaha meraih konsistensi di liga namun mencapai final turnamen mayor mereka dalam dua dekade terakhir.

Pria yang membela Chelsea dan Tottenham semasa berkarir sebagai pemain itu memulai karir kepelatihannya di Swindon dan Leeds sebelum hijrah ke Spurs sebagai staf kepelatihan tim utama, sekaligus menjadi asisten manajer dari Juande Ramos.

Ia ditunjuk sebagai pelatih Brighton pada 2009 dengan pencapaian membawa tim itu promosi dari League One (setara divisi kedua) untuk kemudian juga membawa mereka mengikuti playoff di Liga Championship (setara divisi satu) untuk menentukan tiket promosi ke Liga Utama.

Ia dihukum oleh tim berjuluk Seagulls itu setelah penyelidikan internal dan lantas dipecat akibat perbuatan kotor, meskipun alasan pasti pemecatannya tidak pernah diungkapkan ke publik, demikian laman bbc.(*)