Jakarta (ANTARA) - "Semakin keras saya bekerja, maka kian banyak keberuntungan yang saya miliki."

Kutipan motivasi dari Thomas Jefferson, Presiden ketiga Amerika Serikat, itu agaknya pas disematkan dengan falsafah hidup Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang baru saja mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Hiroshima di Jepang pada Selasa (24/9).

Kerja keras Agus memimpin Kementerian Perindustrian mendapatkan pengakuan dari salah satu universitas ternama dan tertua di Jepang. Bukan main-main, hanya 26 orang di dunia yang mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Hiroshima, dan Agus adalah salah satunya.

Di Indonesia, Agus merupakan WNI ketiga yang menerima titel honorary doctorate dari Hiroshima University setelah Hasan Rahaya yang pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) serta Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI 2004--2009 dan 2014--2019.

Presiden Universitas Hiroshima Profesor Mitsui Ochi menilai Menteri Agus telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kerja sama industri Jepang di Indonesia. Karena itulah penghargaan tertinggi diganjar kepada putra kedua dari pasangan Ginandjar Kartasasmita dengan Yultin Harlotina itu.

Menteri Agus, kata Profesor Mitsuo Ochi, berkontribusi dengan mempromosikan investasi Jepang di perusahaan-perusahaan Indonesia serta mendorong transfer teknologi robotik dan smart manufacture Jepang ke fasilitas-fasilitas di Indonesia.

Menteri Agus juga dinilai sukses meningkatkan kerja sama di industri otomotif, elektronika, kimia, juga sektor energi.

"Saya menyampaikan harapan terbaik untuk kesuksesan beliau serta untuk makin berkembangnya persahabatan kekal antara Jepang dan Indonesia,” kata Profesor Ochi.

Upacara penyematan gelar doktor kehormatan yang berlangsung khidmat itu diikuti puluhan akademikus Universitas Hiroshima dan mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di institusi itu.

Menteri Agus datang didampingi sang istri, Leomongga, dan dua anak lelakinya. Ibunya, dan ayah Agus, yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Ginandjar Kartasasmita, turut hadir di Universitas Hiroshima.

Kehadiran keluarga menunjukkan betapa besar dukungan yang diberikan orang-orang terdekat kepada Menteri yang lahir pada 3 Januari 1969 itu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Hiroshima di Jepang pada Selasa (24/9). ANTARA/Naim


Kuliah Umum

Sebelum upacara penyematan gelar doktor kehormatan, Menteri Agus menyampaikan kuliah umum yang diikuti para akademikus dan mahasiswa Universitas Hiroshima.

Dalam kuliah umum, Agus menyampaikan berbagai kebijakan yang telah dibuatnya untuk kemajuan industri di tanah air sekaligus mempererat hubungan kerja sama dengan Jepang.

Beberapa bidang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang yang menonjol, antara lain, industri otomotif, produksi elektronik, pembangunan kawasan industri, dan zona ekonomi khusus (SEZ).

"Dengan berkonsentrasi pada industri-industri ini, Indonesia dan Jepang membangun dasar yang kuat untuk pembangunan ekonomi dan inovasi yang berkelanjutan sehingga menempatkan diri sebagai pemimpin dalam ekonomi global," kata Menteri.

Di bidang otomotif, Indonesia telah menjadi episentrum bagi sejumlah besar komitmen investasi dan fasilitas produksi pengembangan xEV dari industri otomotif Jepang. xEV ini tidak terbatas pada EV saja, tetapi juga dapat berupa HEV (hybrid electric vehicle) dan PHEV (plug-in hybrid electric vehicle).

Dijabarkan, angka penjualan dan ekspor mobil jenis ini mencapai sekitar 50.000 unit tahun lalu, dan diharapkan dapat mencapai 100.000 unit dalam waktu dekat.

Kemudian, pembentukan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus di Indonesia telah menarik investasi Jepang yang signifikan.

Kawasan ini memberikan manfaat pajak, penyederhanaan peraturan, dan infrastruktur yang unggul sehingga mendorong investasi asing langsung, terutama dari perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin mengakses pasar Indonesia yang sedang berkembang.

Menteri juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi kedua negara saat pandemi COVID-19 merebak.

Menurut Menteri, pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap lanskap korporasi dan investasi, terutama di sektor industri.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian RI menetapkan kebijakan perizinan kegiatan industri pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat, yang memberikan kesempatan pada perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri untuk tetap menjalankan kegiatan usahanya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Sebanyak 18.558 perusahaan menerima lisensi ini di beberapa subsektor industri, dan 1.140 perusahaan di antaranya terkait dengan perusahaan Jepang melalui penanaman modal asing, yang mempekerjakan total kumulatif sebanyak 535.335 orang.

Menurut Menteri, pendekatan ini menyelamatkan perekonomian Indonesia dan mengeluarkannya dari kemerosotan dalam waktu singkat.

Dalam kesempatan itu, Menteri juga menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian Indonesia telah membentuk banyak aliansi strategis dengan Jepang untuk mendorong pertumbuhan dan kolaborasi industri.

"Proyek-proyek ini bertujuan untuk mendorong pertukaran informasi, kegiatan kolaboratif, dan berbagi pengetahuan di berbagai sektor, termasuk manufaktur, pengembangan sumber daya manusia, dan keberlanjutan lingkungan," kata Menteri.

Kerja sama ini mencakup pendidikan kejuruan dan modernisasi sektor pembuatan kapal di Indonesia, yang menunjukkan komitmen mendalam terhadap kemajuan industri yang saling menguntungkan.

Kemudian, salah satu kebijakan terpenting yang bertujuan untuk melindungi investasi dan membuka pasar bagi investor Jepang adalah konten lokal dalam barang-barang manufaktur.

Konten lokal dalam manufaktur sangat penting untuk memperdalam, memperkuat, dan menyebarkan struktur industri dengan mempromosikan penggunaan bahan dan layanan yang bersumber dari dalam negeri.

Pendekatan ini mendorong pertumbuhan industri lokal, perlindungan bisnis investor asing saat ini dan di masa mendatang, mendukung penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan kemampuan teknologi.

Sementara itu, kuliah umum dari Menteri mendapatkan sambutan hangat dari akademikus dan mahasiswa yang hadir.

Kuliah umum yang menjabarkan berbagai keberhasilan Kementerian Perindustrian di bawah kepemimpinan Agus Gumiwang membuktikan hubungan Indonesia dengan Jepang yang kuat.

Diharapkan, hubungan kedua negara dapat makin erat dan saling menguntungkan, mengingat tantangan ekonomi di masa yang akan datang.

Editor: Achmad Zaenal M