Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar forum pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan sebagai ruang berbagi pengetahuan dengan para pemangku yang terlibat, serta mengidentifikasi potensi pariwisata biru di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf Bambang Cahyo Murdoko lewat keterangan yang djterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan dalam menjaga ekosistem bahari dan menggerakkan model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat perlu dilakukan sinergi dan kolaborasi multi stakeholder.

“Masyarakat sebagai aktor penggerak ekonomi dan penggerak pariwisata berbasis masyarakat, maka perlu dan harus diberikan peningkatan kapasitas dalam mengelola dan mengembangkan desa wisata bahari serta edukasi mengenai aspek konservasi alam bawah laut khususnya bagi masyarakat di pesisir,” ujar Bambang.

Pelaksana Harian Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Doli R Korengkeng mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dalam upaya mendukung pariwisata Kota Manado sebagai penyangga Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Likupang.

“Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam hal pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif dari over tourism atau kunjungan wisata yang berlebih di Kota Manado,” kata Doli.

Salah satu narasumber pada forum ini Sonny Tasidjawa dari Wildlife Conservation Society menyebutkan, pelestarian lingkungan dan kearifan lokal dapat dijadikan sebagai wisata edukasi konservasi dan budaya. Tidak lupa, pemberdayaan masyarakat lokal adalah elemen kunci untuk pengembangan wisata alam yang inklusif dan berkelanjutan.

“Melalui langkah-langkah pelestarian lingkungan yang proaktif, wisata bahari dapat berkembang tanpa mengorbankan kelestarian alam dan lingkungan,” katanya pula.

Irwan Thamrin dari wisatasekolah.com berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai penguatan jejaring tata kelola destinasi bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dan identifikasi potensi pariwisata biru di Kota Manado.

“Solusi dalam menjawab tantangan pengembangan pariwisata bahari, yakni implementasi standar pariwisata berkelanjutan, penerapan batas pengunjung, pemantauan daya dukung ekosistem, dan pelibatan komunitas lokal dalam upaya perlindungan serta pemanfaatan sumber daya alam,” kata Irwan.

Forum pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis pariwisata berkelanjutan dihadiri oleh pengelola Desa Wisata Malalayang Dua, pengelola Desa Wisata Tongkaina, pengelola Malalayang Beach Walk, Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (IPFI) Sulut, Insan Pariwisata Indonesia (IPI) Sulut, PUTRI Sulut, pelaku UMKM, Dinas Pariwisata Kota Manado, pemerhati pariwisata, dan media lokal.
Baca juga: KKP siap kerja sama dengan Cabo Verde dalam sektor ekonomi biru
Baca juga: RI jajaki kerja sama ekonomi biru dengan Zanzibar