Udara Riau dikabarkan tidak sehat akibat asap
29 Mei 2014 09:27 WIB
ilustrasi Ancaman Kebakaran Riau Masih Ada Asap mengepul dari kebakaran lahan gambut di kawasan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Provinsi Riau, Selasa (1/4). (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Kualitas udara di sejumlah daerah di Provinsi Riau dikabarkan mulai tidak sehat akibat kembali tercemar oleh asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan.
Data Dinas Kesehatan yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau kepada wartawan, Kamis, menyebutkan satu alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terletak di wilayah Kandis, Kabupaten Siak menunjukkan angka 114 polutan standar indeks (psi) yang artinya tidak sehat.
Namun sebagian besar wilayah Riau menurut sistem monitoring kualitas udara masih berada pada kategori baik (good) dan sedang (moderate).
"Hanya saja dikhawatirkan kebakaran lahan terjadi, ada asap yang mencemari udara dan membuat tidak sehat. Kami telah melakukan upaya antisipasi," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri.
Sementara itu untuk jarak pandang (visibilitas) di berbagai wilayah Riau menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru masih dalam keadaan normal.
Di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, jarak pandang berada di atas 10 kilometer dan belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.
Begitu juga di Kabupaten Pelalawan, jarak pandang menurut BMKG masih berada di atas tujuh kilometer dan di Rengat serta Kota Dumai visibilitas di atas sembilan kilometer.
Namun pada sisi lain, Satelit NOAA 18 pada Rabu sore (28/5) telah mulai mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) dengan jumlah banyak di daratan Riau.
Titik panas atau "hotspot" merupakan suhu panas di permukaan bumi yang patut diduga merupakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi asap yang selama ini kerap melanda Riau.(*)
Data Dinas Kesehatan yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau kepada wartawan, Kamis, menyebutkan satu alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terletak di wilayah Kandis, Kabupaten Siak menunjukkan angka 114 polutan standar indeks (psi) yang artinya tidak sehat.
Namun sebagian besar wilayah Riau menurut sistem monitoring kualitas udara masih berada pada kategori baik (good) dan sedang (moderate).
"Hanya saja dikhawatirkan kebakaran lahan terjadi, ada asap yang mencemari udara dan membuat tidak sehat. Kami telah melakukan upaya antisipasi," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri.
Sementara itu untuk jarak pandang (visibilitas) di berbagai wilayah Riau menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru masih dalam keadaan normal.
Di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, jarak pandang berada di atas 10 kilometer dan belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.
Begitu juga di Kabupaten Pelalawan, jarak pandang menurut BMKG masih berada di atas tujuh kilometer dan di Rengat serta Kota Dumai visibilitas di atas sembilan kilometer.
Namun pada sisi lain, Satelit NOAA 18 pada Rabu sore (28/5) telah mulai mendeteksi kemunculan titik panas (hotspot) dengan jumlah banyak di daratan Riau.
Titik panas atau "hotspot" merupakan suhu panas di permukaan bumi yang patut diduga merupakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan penyebab polusi asap yang selama ini kerap melanda Riau.(*)
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: