Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) memperkenalkan penerapan teknologi pertanian melalui pemanfaatan tanaman sorgum sebagai bahan pakan ternak kepada kelompok tani di Kecamatan Geragai, Tanjung Jabung (Tanjab) Timur.

"Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi, dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit, dosen Fakultas Peternakan Unja bersama mahasiswa MBKM sudah mensosialisasikan inovasi ini kepada masyarakat," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unja Asniwita dalam keterangan resmi di Jambi, Sabtu.

Dia mengatakan penerapan teknologi Plant Growth Promotion Fungi (PGPF) sebagai pupuk hayati dan biopestisida dalam mengembangkan tanaman sorgum dilakukan melalui pelatihan kelompok tani.

Dosen dan mahasiswa memberikan penjelasan mengenai penerapan PGPF ke tanaman baik sebelum tanam maupun sesudah tanam.

Selanjutnya, kelompok tani mendapatkan penyuluhan tentang PGPF, manfaat PGPF, teknik memperbanyak PGPF, teknik pemberian PGPF ke tanah dan tanaman sorgum.

Para petani memperoleh pengetahuan baru mengenai manfaat sorgum, kelebihan tanaman sorgum, kemudian dilanjutkan dengan pemberian PGPF ke tanah dan penanaman tanaman sorgum.

Ketua kelompok tani, Parli, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada tim pengabdian termasuk mahasiswa MBKM terkait penyuluhan dan pengabdian dalam memperkenalkan PGPF.

“Ternyata PGPF banyak sekali manfaatnya untuk tanaman sebagai pupuk hayati dan pengendalian hama dan penyakit di tanaman," katanya.

Baca juga: BBPPMD Jakarta sebut sorgum bisa menjadi solusi turunkan stunting
Baca juga: Pemkot Bandung kembangkan sorgum guna topang ketahanan pangan


Dia mengatakan saat ini aplikasi ke tanaman sorgum serta pengenalan sorgum sebagai pangan dan pakan ternak di kelompok tani belum pernah mereka dapatkan sehingga informasi seperti ini sangat ditunggu petani dan peternak.

Ke depan, kata dia, kelompok tani diharapkan dapat menerapkan teknologi tersebut sehingga dapat mengembangkan tanaman sorgum dan pengembangan PGPF.

"Implementasi ini menambah wawasan para petani dan masyarakat tentang PGPF dan tanaman sorgum, guna merealisasikan program pemerintah dalam mewujudkan sorgum sebagai komoditi ke-4 setelah padi, jagung dan kedelai," katanya.

Baca juga: BRIN: Tepung sorgum bisa menjadi alternatif substitusi gandum
Baca juga: Sumba Timur lakukan pengembangan sorgum pada lahan 3.000 hektare
Baca juga: BRIN kembangkan varietas baru sorgum manis untuk bioetanol