Kudus (ANTARA) - RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, meluncurkan layanan "Nasi Jangkrik" atau layanan kolaboratif pemeriksaan ibu hamil dan janin risiko tinggi secara komprehensif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Menurut Direktur Umum dan Keuangan Edy Susanto di Kudus, Sabtu, angka kematian ibu dan bayi di RSUD Loekmono Hadi masih terbilang tinggi karena pada tahun 2023 ada sebanyak tujuh kasus angka kematian ibu (AKI) dan 87 kasus angka kematian bayi (AKB).

Faktor penyebabnya, kata dia, bervariasi, mulai dari kurangnya pengetahuan, keterlambatan akses ke layanan kesehatan berkualitas, pendidikan yang rendah mengenai kesehatan reproduksi, dan keterlambatan dalam penanganan medis.

Karena RSUD Loekmono Hadi merupakan rujukan bagi rumah sakit tipe D dan tipe C kata dia, rata-rata penyebab kasus kematian yang terjadi karena pasien ibu hamil yang dirujuk rata-rata sudah dalam kondisi terminal.

Melalui sistem jemput bola ke Puskesmas sebagai pemangku kepentingan pertama, RSUD Kudus juga membantu para ibu hamil mendapatkan layanan pemeriksaan yang komprehensif.

"Mereka bisa berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis yang terjun ke lapangan. Harapannya Program Nasi Jangkrik ini nantinya akan mempercepat askesbilitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Jika sebelumnya harus melalui sistem rujukan berjenjang untuk bisa mendapatkan layanan ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG), kini bisa langsung dirujuk ke RSUD Loekmono Hadi," ujarnya.

Baca juga: UNFPA soroti tingginya angka kematian ibu pascapersalinan di Indonesia
Baca juga: Guru Besar UI: Persalinan gratis di RS kunci tekan angka kematian ibu
Adanya kolaborasi dan berjejaring kinerja, dia berkomitmen membantu para ibu hamil berisiko tinggi untuk mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif.

Sedangkan sarana dan prasarana di RSUD Kudus juga sangat memadai, di antaranya ada delapan kamar bedah, termasuk kamar bedah isolasi, serta ICU dengan 20 tempat tidur yang dilengkapi ventilator terbaru.
"Dengan semakin dekat dan cepatnya aksesbilitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil risiko tinggi ini, diharapkan bisa menurunkan angka kematian baik AKI maupun AKB," ujarnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengapresiasi inovasi layanan "Nasi Jangkrik RSUD Loekmono Hadi".

"Koordinasi dan ketepatan waktu menjadi hal yang penting dalam pelayanan kesehatan. Sehingga melalui 'Nasi Jangkrik' ini angka AKI dan AKB di Kabupaten Kudus bisa turun," ujarnya.

Ia juga meminta dokter, perawat, dan staf RSUD Kudus meningkatkan koordinasi agar pelayanan bisa lebih cepat dan tepat.

"Kami minta komitmen RSUD untuk menyederhanakan pelayanan untuk kemudahan masyarakat selalu dijalankan," ujarnya.

Ia meminta, Puskesmas, klinik, dan RSUD harus bersinergi dan sigap terhadap pasien rujukan, sehingga periode emas, yakni saat waktu-waktu kritis bisa segera ditangani dan meningkatkan kesembuhan pasien.

Baca juga: RSUD Kudus sediakan penginapan murah bagi keluarga pasien
Baca juga: RSUD Kudus segera bangun "stroke center" lengkapi layanan kesehatan