Lombok Timur (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (persero) melakukan digitalisasi sektor pertanian sebagai dukungan untuk mewujudkan swasembada pangan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Mandiri itu bukan hanya produksi tapi benihnya juga harus mandiri. Kalau tidak yang namanya swasembada menjadi rapuh, karena produksinya besar tapi impornya banyak," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam temu tani, di Lombok Timur, Sabtu.

Rahmat menuturkan swasembada pangan tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada ketersediaan benih lokal berkualitas.

Pada 28 September 2024, Pupuk Indonesia menggelar temu tani di Agrindo Farm yang berlokasi Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.

Acara itu bertujuan untuk mempererat hubungan antara petani dan distributor pupuk, serta mendengarkan langsung aspirasi dan kendala yang dihadapi petani di lapangan.

Temu tani juga menjadi ajang untuk memperkenalkan program Makmur, sebuah inisiatif dari Kementerian BUMN yang bertujuan meningkatkan produktivitas petani melalui berbagai program, seperti pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan.

"Kami telah berhasil melakukan digitalisasi proses penebusan pupuk di 27.000 kios, sehingga memudahkan petani dalam mengakses pupuk yang dibutuhkan," kata Rahmat.

Saat ini Pupuk Indonesia sedang berupaya meningkatkan frekuensi pendataan petani untuk memastikan distribusi pupuk yang lebih tepat sasaran.

Pemerintah menginginkan penebusan pupuk yang lebih mudah, tapi saat yang sama tak cukup subsidi melainkan juga harus ada pengawasan rekaman distribusi pupuk.

Rahmat mengatakan Pupuk Indonesia juga mendorong penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan kualitas tanah dan keberlanjutan pertanian.

"Organik dimunculkan kembali kenapa organik penting karena kita sedang mau menggenjot produktivitas. Kalau mengejar produktivitas organiknya hilang ya paling bisa digenjot 23 tahun setelah itu akan terjun bebas," ujarnya.

Temu tani menjadi wadah bagi petani untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti ketersediaan pupuk, akses permodalan, dan kendala dalam pemasaran hasil pertanian.

Aspirasi para petani kemudian didiskusikan bersama para distributor, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi yang tepat.

Rahmad berharap temu tani dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.

Rembuk menjadi bagian solusi dari masalah-masalah yang dihadapi yang secara insidentil dihadapi dan harusnya dilakukan oleh para penyuluh, tapi sekarang difasilitasi oleh Pupuk Indonesia luar biasa.

"Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani, diharapkan swasembada pangan di Indonesia dapat tercapai dan kesejahteraan petani semakin meningkat," kata Rahmad.
Baca juga: Pupuk Indonesia: Pemerintah kembali alokasikan pupuk organik
Baca juga: Pupuk Indonesia kontribusi antarkan atlet meraih emas Olimpiade Paris