Pelaksana tugas harian (Plh) Wali Kota Palu Irmayanti Petalolo mengemukakan kegiatan ini sebagai bentuk memohon pengampunan dan keselamatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT).
"Peristiwa bencana dahsyat 28 September 2018 yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan sebagian Kabupaten Parigi Moutong adalah kehendak Allah/Tuhan yang Maha Esa. Oleh sebab itu sebagai hamba patut kita memohon perlindungan dan pengampunan," ujarnya.
Zikir Akbar juga dirangkaikan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus bagian dari puncak perayaan HUT Ke-46 Kota Palu, yang mana kegiatan ini diisi dengan tausyiah yang dibawakan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu Prof Zainal Abidin.
Menurut dia, acara tersebut menjadi momentum untuk merefleksikan peristiwa bencana gempa magnitudo 7,4 itu, bahwasanya manusia dan alam satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
"Manusia hanyalah makhluk lemah di hadapan tuhan. Oleh sebab itu mari kita memperbaiki hubungan sosial, mempererat silaturahmi untuk menata kehidupan yang lebih baik ke depan," ucapnya.
Baca juga: Wali Kota Palu serahkan 21 hunian tetap kepada korban bencana
Baca juga: Pemkot: Gempa Palu 2018 jadi pelajaran hadapi ancaman bencana alam
Baca juga: Menko: Huntap warga terdampak likuefaksi Sulteng harus selesai 2024