Israel retas menara kendali bandara Beirut
28 September 2024 18:00 WIB
Pasukan Israel siapkan invasi darat ke Lebanon. Tank pasukan Israel terlihat di daerah persiapan dekat perbatasan utara Israel dengan Lebanon, Kamis (27/9/2024). Pemerintah Israel menyatakan tidak akan ada gencatan senjata segera dalam konflik yang meningkat pesat dengan Lebanon, situasi tersebut juga mencemaskan keselamtan WNI serta pasukan penjaga perdamaian PBB (UNFIL) asal Indonesia yang berjumlah 1.232 personel. ANTARA FOTO/Ayal Margolin/Xinhua/Spt.ANTARA FOTO/Ayal Margolin (ANTARA FOTO/Ayal Margolin)
Beirut (ANTARA) - Militer Israel pada Sabtu meretas menara kendali Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, dan mengeluarkan ancaman terhadap pesawat sipil Iran yang berusaha mendarat, menurut beberapa sumber.
Kementerian Transportasi Lebanon kemudian memerintahkan otoritas bandara untuk mencegah pesawat Iran memasuki wilayah udara Lebanon menyusul ancaman Israel tersebut.
Sumber-sumber kementerian mengonfirmasi kepada Anadolu bahwa arahan tersebut dikeluarkan setelah sikap agresif tentara Israel.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Israel mengenai hal tersebut.
Namun, beberapa jam sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa pihaknya "tidak akan mengizinkan senjata apa pun dikirim ke Hizbullah," termasuk "melalui Bandara Internasional Beirut."
"Kami tidak akan mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah dalam bentuk apa pun. Kami mengetahui adanya kiriman senjata Iran ke Hizbullah, dan kami akan berupaya menggagalkannya," kata Hagari dalam sebuah pernyataan.
"Kami nyatakan bahwa kami tidak akan mengizinkan pesawat musuh yang membawa senjata mendarat di bandara sipil di Beirut. Ini adalah bandara sipil untuk penggunaan sipil, dan harus tetap seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Pentagon: AS tidak terlibat dalam serangan Israel ke Beirut
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh pada Sabtu membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Beirut digunakan untuk mengirimkan senjata ke Hizbullah.
Ia menyatakan bahwa bandara tersebut "khusus untuk warga sipil," dan menambahkan bahwa "lalu lintas udara militer di Bandara Beirut hanya tunduk pada persetujuan tentara Lebanon."
Sebelumnya, dilaporkan bahwa tentara Israel pada Sabtu mengklaim telah "membunuh" pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam suatu serangan udara baru-baru ini di pinggiran selatan Beirut.
Dalam pernyataan di X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan Nasrallah ‘dihilangkan’ selama operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah yang terletak di bawah bangunan perumahan di pinggiran selatan Beirut.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB khawatir dengan serangan besar-besaran Israel di pinggiran Beirut
Kementerian Transportasi Lebanon kemudian memerintahkan otoritas bandara untuk mencegah pesawat Iran memasuki wilayah udara Lebanon menyusul ancaman Israel tersebut.
Sumber-sumber kementerian mengonfirmasi kepada Anadolu bahwa arahan tersebut dikeluarkan setelah sikap agresif tentara Israel.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Israel mengenai hal tersebut.
Namun, beberapa jam sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa pihaknya "tidak akan mengizinkan senjata apa pun dikirim ke Hizbullah," termasuk "melalui Bandara Internasional Beirut."
"Kami tidak akan mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah dalam bentuk apa pun. Kami mengetahui adanya kiriman senjata Iran ke Hizbullah, dan kami akan berupaya menggagalkannya," kata Hagari dalam sebuah pernyataan.
"Kami nyatakan bahwa kami tidak akan mengizinkan pesawat musuh yang membawa senjata mendarat di bandara sipil di Beirut. Ini adalah bandara sipil untuk penggunaan sipil, dan harus tetap seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Pentagon: AS tidak terlibat dalam serangan Israel ke Beirut
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh pada Sabtu membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Beirut digunakan untuk mengirimkan senjata ke Hizbullah.
Ia menyatakan bahwa bandara tersebut "khusus untuk warga sipil," dan menambahkan bahwa "lalu lintas udara militer di Bandara Beirut hanya tunduk pada persetujuan tentara Lebanon."
Sebelumnya, dilaporkan bahwa tentara Israel pada Sabtu mengklaim telah "membunuh" pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam suatu serangan udara baru-baru ini di pinggiran selatan Beirut.
Dalam pernyataan di X, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan Nasrallah ‘dihilangkan’ selama operasi yang menargetkan komando pusat Hizbullah yang terletak di bawah bangunan perumahan di pinggiran selatan Beirut.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB khawatir dengan serangan besar-besaran Israel di pinggiran Beirut
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags: