Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan demokrasi yang saat ini dijalankan haruslah membawa manfaat yang luas bagi bangsa Indonesia dan bukan hanya sekadar proses yang berjalan.

"Sering saya kemukakan bahwa demokrasi yang hendak kita bangun adalah demokrasi yang menjunjung tinggi amanah, akhlakul karimah, demokrasi yang membawa manfaat, demokrasi yang santun, demokrasi yang tertib dan demokrasi yang mencerdaskan," kata Presiden saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Isra Miraj di Istana Bogor, Rabu malam.

Dalam kesempatan itu Presiden mengatakan apa yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam proses pilpres merupakan salah satu hal penting dalam pematangan demokrasi nasional.

"Cara-cara kampanye yang tidak baik, tidak tertib dan menabrak etika dan batas-batas kepatutan mesti dapat dicegah karena tidak sejalan dengan kehendak kita untuk menghadirkan demokrasi dan politik yang makin maju dan berkeadaban," katanya.

Presiden mengatakan pada Juli mendatang akan memiliki presiden dan wakil presiden baru dan merupakan amanah untuk mencari pemimpin yang baik untuk memajukan bangsa.

"Presiden dan wakil presiden akan terus berganti setiap lima tahun, bisa datang dan pergi, namun pemerintah tetap berkesinambungan," katanya.

Presiden mengatakan kompetisi dalam pilpres jangan diwarnai dengan tindakan fitnah.

"Berkompetisi tidak harus dijalankan dengan caci maki," kata Presiden menegaskan.

Kepala Negara mengatakan bahwa tindakan caci maki itu pun dilarang oleh agama manapun.

Presiden berharap dengan peringatan Isra Miraj maka proses politik dalam pilpres jauh dari caci maki dan saling tuding atas fitnah.

"Islam mengajarkan kita dalam berhubungan baik antarmanusia," tegasnya.

(P008/M026)