Ratusan benda peninggalan Laut China Selatan dipamerkan di Hainan
28 September 2024 15:16 WIB
Seorang pengunjung melihat pameran yang menampilkan lebih dari 400 relik yang diambil dari dua bangkai kapal kuno yang ditemukan di Laut Cina Selatan di Museum Laut Cina Selatan (Hainan) di Qionghai, Provinsi Hainan, China, 27 September 2024. (Xinhua/ Yang Guanyu)
Haikou (ANTARA) - Sebuah pameran yang menampilkan lebih dari 400 benda peninggalan dari dua bangkai kapal kuno yang ditemukan di Laut China Selatan resmi dibuka pada Jumat (27/9) sore waktu setempat di Qionghai, sebuah kota di provinsi pulau Hainan, China selatan.
Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ini ditemukan di dekat lereng kontinental barat laut di Laut China Selatan pada Oktober 2022.
Berbagai artefak ini, yang terkubur di laut selama lebih dari 500 tahun di kedalaman lebih dari 1.500 meter, dipamerkan untuk pertama kalinya.
Berlokasi di Museum Laut China Selatan (Hainan) China, pameran tersebut menempati area seluas hampir 1.000 meter persegi. Total 408 artefak dari dua bangkai kapal kuno itu ditampilkan, berikut 34 artefak yang dipinjam dari Museum Istana dan beberapa museum lainnya, sehingga total benda yang dipamerkan menjadi 442 buah.
Koleksi pameran yang paling menarik perhatian adalah porselen berwarna Fahua, dengan menampilkan 13 keping (set). Penemuan arkeologi porselen berwarna Fahua ini sangat langka, dan merupakan penemuan pertama di sebuah bangkai kapal.
Pameran ini juga menampilkan sebuah mangkuk merah dan hijau dengan tanda "dibuat pada tahun Bingyin". Ini menegaskan bahwa kapal yang tenggelam itu berasal dari periode Zhengde pada masa Dinasti Ming, yang sangat berharga dan berkontribusi bagi penelitian rute perdagangan di Laut China Selatan.
Penyelidikan lebih lanjut terhadap dua bangkai kapal itu akan dilakukan, sehingga pameran tersebut akan menerapkan mode pembaruan yang dinamis dan memperbarui relik-relik budaya yang dipamerkan sesuai temuan-temuan arkeologi baru.
Pameran ini juga membuka zona khusus untuk perlindungan peninggalan budaya, menampilkan upaya pelestarian budaya melalui multimedia sehingga pengunjung dapat memahami proses dan signifikansinya.
Lebih dari 900 benda peninggalan budaya ditemukan dari dua bangkai kapal kuno tersebut dalam tiga investigasi yang berlangsung mulai 2023 hingga 2024.
Menurut Xin Lixue, kurator di Museum Laut China Selatan (Hainan) China, koleksi peninggalan budaya berkualitas tinggi ini memiliki ukuran yang cukup besar, variasi yang beragam, dan terpelihara dengan baik.
"Melalui pameran ini, kami berharap dapat menunjukkan kemajuan sosial dan ekonomi di pertengahan zaman Dinasti Ming dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kemakmuran Jalur Sutra Maritim pada masa China kuno serta pertukaran antara peradaban China dan asing," kata Xin.
Penemuan arkeologi ini membuktikan bahwa porselen berwarna Jingdezhen diekspor pada pertengahan masa Dinasti Ming (1368-1644), menyediakan fakta untuk menemukan situs-situs tungku pembakaran.
Pameran ini akan dibuka secara resmi untuk publik mulai Sabtu (28/9).
Dua bangkai kapal kuno dari Dinasti Ming ini ditemukan di dekat lereng kontinental barat laut di Laut China Selatan pada Oktober 2022.
Berbagai artefak ini, yang terkubur di laut selama lebih dari 500 tahun di kedalaman lebih dari 1.500 meter, dipamerkan untuk pertama kalinya.
Berlokasi di Museum Laut China Selatan (Hainan) China, pameran tersebut menempati area seluas hampir 1.000 meter persegi. Total 408 artefak dari dua bangkai kapal kuno itu ditampilkan, berikut 34 artefak yang dipinjam dari Museum Istana dan beberapa museum lainnya, sehingga total benda yang dipamerkan menjadi 442 buah.
Koleksi pameran yang paling menarik perhatian adalah porselen berwarna Fahua, dengan menampilkan 13 keping (set). Penemuan arkeologi porselen berwarna Fahua ini sangat langka, dan merupakan penemuan pertama di sebuah bangkai kapal.
Pameran ini juga menampilkan sebuah mangkuk merah dan hijau dengan tanda "dibuat pada tahun Bingyin". Ini menegaskan bahwa kapal yang tenggelam itu berasal dari periode Zhengde pada masa Dinasti Ming, yang sangat berharga dan berkontribusi bagi penelitian rute perdagangan di Laut China Selatan.
Penyelidikan lebih lanjut terhadap dua bangkai kapal itu akan dilakukan, sehingga pameran tersebut akan menerapkan mode pembaruan yang dinamis dan memperbarui relik-relik budaya yang dipamerkan sesuai temuan-temuan arkeologi baru.
Pameran ini juga membuka zona khusus untuk perlindungan peninggalan budaya, menampilkan upaya pelestarian budaya melalui multimedia sehingga pengunjung dapat memahami proses dan signifikansinya.
Lebih dari 900 benda peninggalan budaya ditemukan dari dua bangkai kapal kuno tersebut dalam tiga investigasi yang berlangsung mulai 2023 hingga 2024.
Menurut Xin Lixue, kurator di Museum Laut China Selatan (Hainan) China, koleksi peninggalan budaya berkualitas tinggi ini memiliki ukuran yang cukup besar, variasi yang beragam, dan terpelihara dengan baik.
"Melalui pameran ini, kami berharap dapat menunjukkan kemajuan sosial dan ekonomi di pertengahan zaman Dinasti Ming dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kemakmuran Jalur Sutra Maritim pada masa China kuno serta pertukaran antara peradaban China dan asing," kata Xin.
Penemuan arkeologi ini membuktikan bahwa porselen berwarna Jingdezhen diekspor pada pertengahan masa Dinasti Ming (1368-1644), menyediakan fakta untuk menemukan situs-situs tungku pembakaran.
Pameran ini akan dibuka secara resmi untuk publik mulai Sabtu (28/9).
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: