Penandatanganan pembelian mesin keramik disaksikan Menperin
28 Mei 2014 19:15 WIB
Menteri Perindustrian RI Mohamad S. Hidayat menerima Direktur Utama PT Arwana Citramulia Tbk Tandean Rustandi disaksikan Duta Besar Italia untuk Indonesia H. E. Mr. Federico Failla sebelum penandatangan pembelian mesin keramik antara PT Arwana Citramulia Tbk dengan Sacmi Imola S. C. di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 28 mei 2014.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat menyaksikan penandatanganan kontrak pembelian mesin keramik antara PT Arwana Citramulia Tbk dengan perusahaan Italia, Sacmi Imola S. C.
"PT Arwana Citramulia berencana membangun pabrik kelima dan akan membeli mesin dari Sacmi Imola S.C seharga 9 juta Euro melalui tiga tahap, dan penandatanganan ini adalah tahap pertama," ujar Menperin MS Hidayat di Jakarta, Rabu.
Penandatanganan antara Direktur Utama Arwana Citramulia Tandean Rustandy dengan President dari Sacmi Imola S.C Paulo Mongardi di kantor Kementerian Perindustrian juga dihadiri oleh Duta Besar Italia untuk Indonesia Federico Failla.
Menurut Menperin, rencana pembangunan pabrik yang ke lima di Mojokerto, Jawa Timur ini merupakan satu langkah strategis untuk meningkatkan daya saing nasional, membuka lapangan kerja, perbaikan infrastruktur dan pendapatan daerah.
Menperin mengatakan, daerah Jawa Timur dipilih untuk membangun pabrik baru, karena dinilai tidak memiliki masalah dengan pasokan gas, di mana industri keramik adalah industri yang haus gas.
Menperin mengatakan, industri keramik adalah salah satu industri yang sedang berkembang, di mana pada 2013, total kapasitas keramik nasional Indonesia sekitar 1,4 juta meter persegi per hari dengan total produksi 1,32 juta meter persegi per hari.
Lebih dari 85 persen produksi keramik nasional dikonsumsi untuk pasar domestik, sedangkan sisanya sebesar 15 persen untuk kebutuhan ekspor.
Menperin menambahkan, dengan pertumbuhan tersebut, diperkirakan pada 2014, produksi keramik mencapai total penjualan sebesar 3 miliar dollar AS dari 35 perusahaan dan 80 pabrik yang mempekerjakan 200 ribu orang.
"Dengan angka tersebut, industri keramik diharapkan bisa dikembangkan lagi mengingat keramik domestik masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya," kata Menperin.
Selain itu, lanjutnya, potensi jumlah penduduk yang besar, cadangan bahan baku yang melimpah dan meningkatnya pembangunan infrastruktur, maka industri ini sangat prospektif untuk dikembangkan.
Menurutnya, pemerintah hingga saat ini berkomitmen dalam mengembangkan industri keramik dengan memperkuat iklim usaha, memperbaiki kebijakan standar dan sumber daya dalam menciptakan pembangunan industri yang kondusif.
"Pemerintah berharap, agar ekspansi investasi ini dapat menjadi pemicu hadirnya investasi lain yang dapat bersinergi untuk membangun daya saing industri yang kuat baik regional maupun global," ujar Menperin.
"PT Arwana Citramulia berencana membangun pabrik kelima dan akan membeli mesin dari Sacmi Imola S.C seharga 9 juta Euro melalui tiga tahap, dan penandatanganan ini adalah tahap pertama," ujar Menperin MS Hidayat di Jakarta, Rabu.
Penandatanganan antara Direktur Utama Arwana Citramulia Tandean Rustandy dengan President dari Sacmi Imola S.C Paulo Mongardi di kantor Kementerian Perindustrian juga dihadiri oleh Duta Besar Italia untuk Indonesia Federico Failla.
Menurut Menperin, rencana pembangunan pabrik yang ke lima di Mojokerto, Jawa Timur ini merupakan satu langkah strategis untuk meningkatkan daya saing nasional, membuka lapangan kerja, perbaikan infrastruktur dan pendapatan daerah.
Menperin mengatakan, daerah Jawa Timur dipilih untuk membangun pabrik baru, karena dinilai tidak memiliki masalah dengan pasokan gas, di mana industri keramik adalah industri yang haus gas.
Menperin mengatakan, industri keramik adalah salah satu industri yang sedang berkembang, di mana pada 2013, total kapasitas keramik nasional Indonesia sekitar 1,4 juta meter persegi per hari dengan total produksi 1,32 juta meter persegi per hari.
Lebih dari 85 persen produksi keramik nasional dikonsumsi untuk pasar domestik, sedangkan sisanya sebesar 15 persen untuk kebutuhan ekspor.
Menperin menambahkan, dengan pertumbuhan tersebut, diperkirakan pada 2014, produksi keramik mencapai total penjualan sebesar 3 miliar dollar AS dari 35 perusahaan dan 80 pabrik yang mempekerjakan 200 ribu orang.
"Dengan angka tersebut, industri keramik diharapkan bisa dikembangkan lagi mengingat keramik domestik masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya," kata Menperin.
Selain itu, lanjutnya, potensi jumlah penduduk yang besar, cadangan bahan baku yang melimpah dan meningkatnya pembangunan infrastruktur, maka industri ini sangat prospektif untuk dikembangkan.
Menurutnya, pemerintah hingga saat ini berkomitmen dalam mengembangkan industri keramik dengan memperkuat iklim usaha, memperbaiki kebijakan standar dan sumber daya dalam menciptakan pembangunan industri yang kondusif.
"Pemerintah berharap, agar ekspansi investasi ini dapat menjadi pemicu hadirnya investasi lain yang dapat bersinergi untuk membangun daya saing industri yang kuat baik regional maupun global," ujar Menperin.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: