Washington (ANTARA News) - Tentara Amerika Serikat (AS) akan menyelesaikan penarikan pasukan dari Afghanistan pada akhir 2016, kata Presiden Barack Obama, mengungkapkan rencana untuk mengakhiri perang terlama negaranya.

Berbicara di Rose Garden, Gedung Putih, Selasa, Obama mengonfirmasi bahwa penempatan 32.000 tentara Amerika di Afghanistan akan diturunkan menjadi 9.800 di awal 2015.

Pasukan tersebut akan terbagi dua pada akhir 2015 sebelum akhirnya diturunkan menjadi jumlah normal kedutaan besar dengan komponen bantuan keamanan pada akhir 2016.

"Kami menyelesaikan pekerjaan yang kami mulai," kata Obama, sambil menguraikan akhir keterlibatan AS dalam konflik yang dimulai saat pasukan pimpinan Amerika menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban dan memburu pimpinan Al-Qaida Osama bin Laden setelah serangan di New York dan Washington pada 2001.

Operasional pasukan tempur AS akan ditutup pada akhir 2014, yang artinya pasukan AS tidak akan lagi berpatroli di kota, desa atau lembah Afghanistan mulai tahun depan, kata Obama.

Penarikan tersebut bergantung pada Afghanistan yang menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral yang telah lama tertunda, di mana di situ diuraikan syarat dan ketentuan kehadiran militer AS di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai menolak untuk menandatangani perjanjian tersebut, tetapi dua kandidat bersaing yang akan menjadi penggantinya pada pemilu bulan depan--Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah--mengatakan bahwa mereka akan menandatangani perjanjian tersebut.

"Jadi saya berharap kita bisa menyelesaikan ini," kata Obama.

Saat ia mengumumkan akhir dari keterlibatan AS dalam konflik yang diklaim telah menewaskan lebih dari 2.300 personel AS, Obama mengatakan keamanan masa depan tergantung pada Afghanistan itu sendiri.

Sementara itu, pasukan AS yang tersisa di Afghanistan setelah 2014 akan tersedia di sana untuk melatih pasukan Afghanistan sambil mendukung operasi anti-terorisme terhadap sisa-sisa Al-Qaeda, kata Obama.

"Penarikan ini akan memungkinkan kita untuk mengarahkan beberapa sumber daya yang selamat dengan mengakhiri perang untuk merespon perubahan gesit dari ancaman terorisme," katanya.

Pengumuman itu disambut dengan kekecewaan oleh sejumlah pengamat di Afghanistan, di mana ada keyakinan yang meluas bahwa kehadiran asing tersebut akan berlanjut hingga satu dekade.

"Afghanistan belum siap," kata analis keamanan, Mia Gul Wasiq. "Jika mereka menarik tanpa tanggung jawab, Afghanistan bisa menjadi seperti Irak."

"Kami belum bisa membangun sebuah pemerintah yang kuat... AS belum menyelesaikan tugasnya, yaitu untuk membasmi terorisme dari Afghanistan. Perang dan terorisme masih ada, tugas mereka belum selesai. Sehingga rencana dan jadwal mereka di atas jelas tidak praktis," tambahnya.
(A062)