Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Dwi Hartaya, Selasa mengatakan, Dn bersama orang tuanya telah melaporkan dua remaja SMP berinisial Rz (156) dan Js (15) sebagai pelaku utama perkosaan.
"Sementara ini ada dua yang dilaporkan, tapi belum ada penetapan tersangka. Masih diselidiki," ungkap Dwi Hartaya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, penyidik UPPA telah memeriksa saksi korban maupun beberapa saksi lain, termasuk orang tua Dn.
Gadis belia asal Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan yang masih berstatus pelajar SMP kelas VIII ini juga dibawa ke rumah sakit setempat untuk menjalani visum et repertum, sebagai bukti pendukung ada/tidaknya tindak perkosaan sebagaimana dituduhkan.
"Saksi terlapor akan kami periksa kemudian. Surat panggilan segera kami layangkan untuk mempercepat penyelidikan kasus ini," ujarnya.
Sebelumnya, Dn ditemukan tergeletak di pinggir jalan raya Desa Tegalrejo, Kecamatan Rejotangan dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Semula Dn disangka warga sebagai korban kecelakaan lalu-lintas. Warga yang menemukan kemudian membawanya ke puskesmas terdekat untuk menjalani perawatan.
Namun setelah korban sadar, petugas kepolisian yang mendapat laporan kejadian penemuan remaja putri yang tak sadarkan diri di pinggir jalan Tegalrejo baru mengetahui jika Dn adalah korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan rekan-rekan sekolahnya sendiri.
Dugaan menguat setelah orang tua Dn, Suwarno (45) datang ke Puskesmas Rejotangan dan menginterogasi anak gadisnya tersebut karena menghilang Minggu (25/5) sore hingga Senin (26/5) pagi.
Di hadapan ayahandanya, Dn mengaku sempat bertemu dengan dua kakak kelasnya sebelum kemudian dipaksa menenggak minuman keras dan disetubuhi bergiliran di areal persawahan desa.
(KR-DHS/A029)