Bangkok (ANTARA News) - Bintang pop-country Taylor Swift telah membatalkan konsernya di Thailand karena situasi politik yang bergolak, menurut penyanyi itu, Selasa, setelah militer mengambil alih kendali atas negara tersebut dan memberlakukan jam malam dan darurat militer.

Swift dijadwalkan menggelar konser, yang tiketnya telah terjual habis, di Impact Arena di pinggiran ibukota Bangkok pada tanggal 9 Juni, tapi pihak penyelenggara mengumumkan bahwa konser itu telah dibatalkan "karena peristiwa baru-baru ini di Thailand", menurut sebuah pengumuman di laman Thai Ticket Major.

"Saya akan mengirim cinta saya kepada para penggemar saya di Thailand. Saya sangat sedih konser dibatalkan," kata Swift dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Diva pop berusia 24-tahun itu dijadwalkan untuk berkeliling kawasan itu dalam beberapa pekan mendatang sebagai bagian dari "Red Tour".

Militer yang kuat di Thailand menggulingkan pemerintahan sipil mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pada Kamis menyusul berbulan-bulan aksi protes jalanan.

Kerajaan itu telah berulang kali diguncang aksi demonstrasi pihak-pihak pesaing yang menjadi musuh saudara laki-laki Yingluck, Thaksin, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006, serta pendukungnya "Kaus Merah".

Junta Thailand telah membatasi kebebasan sipil dan media, serta memberlakukan jam malam dan membatalkan sebagian besar konstitusi.

Swift juga menggelar konser lain di Shanghai, Tokyo, Indonesia, Filipina, Malaysia dan Singapura pada Mei dan Juni.

(Uu.G003/A029)