Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan maklumat kebangsaan menghadapi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014 yang diantaranya seruan kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara bijaksana pada 9 Juli tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa, Muhammadiyah memandang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagai hal penting dan strategis karena menentukan jalan pemerintahan negara ke arah terwujudnya cita-cita nasional Indonesia sebagai bangsa dan negara yang berdaulat, maju, adil, makmur dan bermartabat.

Dalam maklumat yang disampaikan sebagai hasil dari Tanwir Muhammadiyah di Samarinda, Kalimantan Timur pekan lalu itu, Muhammadiyah meminta partisipasi aktif dan konstruktif dari seluruh komponen bangsa.

Muhammadiyah menyatakan pemerintah dan penyelenggara pemilu harus memastikan terselenggaranya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang bermutu, aman, dan beradan sebagai amanah dengan memegang teguh prinsip netralitas, kejujuran, keadilan dan profesional, serta menegakkan peraturan.

Muhammadiyah mengimbau warga negara Indonesia yang memiliki hak memilih untuk menggunakan haknya dengan penuh tanggung jawab, berdasarkan pada pengetahuan dan bijaksana dilandasi semangat persatuan, ahlak mulia, dan penghormatan terhadap sesama warga negara.

Organisasi keagamaan besar Indonesia ini juga meminta masyarakat tidak memilih karena politik uang dan bentuk politik transaksional lainnya, selain menyeru pasangan calon presiden/wakil presiden, tim sukses, dan para pendukung agar bersaing secara ksatria dan bermartabat dengan mengutamakan akhlak mulia.

Dalam berkampanye mereka hendaknya mengedepankan pemaparan program, visi dan misi secara terbuka dan edukatif, serta tidak menyebarkan kampanye hitam, politik uang, kekerasan, kecurangan dan praktik-praktik politik lain yang mencederai demokrasi, tidak sejalan dengan akhlak dan kepribadian bangsa.

Muhammadiyah meminta para calon presiden/wakil presiden dan pendukungnya untuk berjiwa besar menerima hasil Pemilu dengan legawa, tidak takabur, dan tetap santun serta saling menghormati antara yang menang dan yang kalah.

Muhammdiyah juga menegaskan bahwa sesuai khittah, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah "amar ma'ruf nahi munkar" yang tidak memiliki afiliasi dengan partai politik mana pun.

Dalam pemilihan Presiden 2014, Muhammadiyah membebebaskan anggotanya untuk menggunakan hak pilih secara cerdas, bijaksana dan rasional serta spiritual dalam memilih calon presiden/wakil presiden.

Muhammadiyah berharap pemilih mempertimbangkan calon presiden/wakil presiden yang relijius, taat beribadah dan berintegritas tinggi, sejalan antara kata dan perilaku, memiliki visi dan karakter kuat sebagai negarawan, yang mampu membangun solidaritas kebangsaan, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas diri sendiri, partai politik, dan kroni.

Pemimpin yang dipilih juga harus berani mengambil keputusan strategis dalam memecahkan masalah-masalah krusial bangsa dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, tegas dalam memberantas korupsi, menegakkan hukum, menyelamatkan set dan kekayaan negara, menjaga kewibawaan dan kedaulatan nasional dari berbagai ancaman dari dalam dan luar negeri.

Kriteria lainnya adalah memiliki strategi perubahan yang membawa pada kemajuan bangsa dan berkomitmen pada aspirasi politik umat Islam serta mewujudkan Indonesia berkemajuan.