Jakarta (ANTARA) — PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), bagian dari Indonesia Financial Group (IFG), catatkan pertumbuhan kinerja positif dari tahun 2020 hingga tahun 2023.




Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema, pada keterangan resminya, Jumat (27/9) menjelaskan bahwa perusahaan telah konsisten dalam menjaga pertumbuhan kinerja di 4 (empat) tahun terakhir.




Namun secara keseluruhan Aset perusahaan dalam 4 tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari Rp13,91 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp15,75 triliun pada tahun 2023 yang mana mencapai pertumbuhan sekitar 13 %. Sehingga pada sisi ekuitas dari Rp923 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp3,04 triliun di tahun 2023.




Di sisi lain, laba perusahaan meningkat dari minus Rp253 miliar pada tahun 2020 dan berangsur naik hingga tahun 2022 menjadi Rp232 miliar. Walaupun sempat mengalami penurunan di tahun 2023, yang dimana pencapaian laba bersih Perusahaan sebesar Rp102,88 miliar. Akan tetapi, capaian tersebut didukung dari core business Perusahaan, yaitu pertumbuhan hasil underwriting.




“Pencapaian hasil underwriting juga naik signifikan, mencapai Rp328,26 miliar, berdampak pada penurunan rasio klaim dari 86,02% menjadi 70,96%,” jelas Brellian.




Alhasil, Risk Based Capital perusahaan naik signifikan menjadi menjadi 159,10% di tahun 2023 dari minus 77,01% pada tahun 2020.




"Pencapaian saat ini merupakan hasil dari komitmen manajemen dalam transformasi dan menyehatkan Perusahaan," ujar Brellian.




Sebagaimana diketahui tahun 2022 menjadi tahun penuh tantangan, namun Jasindo pada akhirnya berhasil bangkit dengan menjalankan inisiatif utama pada Rencana Penyehatan Keuangan (RPK), yang telah dieksekusi dengan baik sebagai langkah penyehatan dan penguatan fundamental Perusahaan. Termasuk di dalamnya melakukan restrukturisasi lini bisnis asuransi kredit. Keberhasilan penyehatan tersebut tak lepas dari dukungan dari IFG dan Kementerian BUMN sebagai Pemegang Saham.




Perusahaan juga terus mengimplementasikan tata kelola yang baik yang mana bukan hanya sebatas kewajiban tetapi merupakan pondasi penting dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan.




“Kami memperkuat Governance, Risk & Compliance (GRC) dengan mengimplementasikan GRC terintegrasi terhadap kegiatan operasional, dengan harapan tertanggung akan lebih aman dan tenang,” ujar Brellian.




Jasindo juga berkomitmen untuk turut serta menyukseskan program – program pemerintah melalui penyediaan produk dan layanan asuransi, seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang merupakan program perlindungan risiko gagal panen, Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) yang memberikan perlindungan risiko atas kematian dan kehilangan sapi/kerbau, serta penyediaan perlindungan atas aset/barang milik negara melalui konsorsium Asuransi Barang Milik Negara (ABMN) yang di mana Jasindo menjadi ketuanya.