Baznas dorong digitalisasi sebagai langkah optimasi pengelolaan zakat
27 September 2024 14:02 WIB
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas 2024 di Balikpapan pada Kamis (26/9/2024). (ANTARA/HO-Baznas RI)
Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) tahun 2025.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas 2024 di Balikpapan pada Kamis (26/9) malam.
"Seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, Baznas harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk lebih mengoptimalkan pelayanan dan pengelolaan zakat," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rakornas Baznas 2024, Menko PMK tekankan urgensi kesadaran berzakat
Nadra menilai teknologi digital memberikan sarana untuk menjangkau lebih banyak mustahik dan muzaki, mempercepat distribusi, meningkatkan akuntabilitas, serta mempermudah akses informasi.
"Ini adalah peluang emas yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membawa lembaga ini lebih maju, profesional, dan inovatif. Tidak mungkin amil dapat melayani muzaki dan mustahik hanya dengan cara konvensional, perlu ada bantuan dari kehadiran teknologi," ujarnya.
Nadra menyebut pihaknya terus berupaya mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi, seperti platform digital untuk memudahkan donasi zakat, hingga penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI) dalam menganalisis kebutuhan mustahik serta efektivitas program-program pemberdayaan.
"Hal ini diharapkan membuat pengelolaan zakat menjadi lebih tepat sasaran, efisien dan transparan," ujarnya.
Nadra menyebut Baznas telah menyiapkan lima aplikasi nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah pada 2025.
Lima aplikasi tersebut, antara lain Sistem Informasi Manajemen Baznas (Simba) dan Simbalite, Menara Masjid, serta Kantor Digital, juga Simba-UPZ dan Cinta Zakat yang kini sedang dalam proses pengembangan.
Meski demikian, lanjutnya, teknologi hanyalah alat. Kesuksesan dalam mengoptimalkan pengelolaan zakat tetap bergantung pada komitmen dan integritas bersama. Oleh karena itu, ia menekankan sinergi dan kolaborasi antara Baznas pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus terus diperkuat.
Baca juga: Cetak sejarah, Baznas adakan pembukaan Rakornas Baznas 2024 di IKN
Baca juga: Baznas RI tekankan komitmen membantu Palestina dalam Rakornas 2024
"Mari kita bersama-sama menciptakan sistem pengelolaan zakat yang modern, profesional, dan sesuai dengan tuntutan syariah agar zakat benar-benar dapat menjadi solusi efektif dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia," tutur Nadratuzzaman Hosen.
Rakornas Baznas diselenggarakan selama tiga hari pada 25-27 September 2024, dihadiri 1.200 peserta yang berasal dari unsur Pimpinan Baznas se-Indonesia dari Pusat, 38 Provinsi, dan 514 kabupaten/kota dengan mengangkat tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita".
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas 2024 di Balikpapan pada Kamis (26/9) malam.
"Seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, Baznas harus mampu memanfaatkan momentum ini untuk lebih mengoptimalkan pelayanan dan pengelolaan zakat," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Rakornas Baznas 2024, Menko PMK tekankan urgensi kesadaran berzakat
Nadra menilai teknologi digital memberikan sarana untuk menjangkau lebih banyak mustahik dan muzaki, mempercepat distribusi, meningkatkan akuntabilitas, serta mempermudah akses informasi.
"Ini adalah peluang emas yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk membawa lembaga ini lebih maju, profesional, dan inovatif. Tidak mungkin amil dapat melayani muzaki dan mustahik hanya dengan cara konvensional, perlu ada bantuan dari kehadiran teknologi," ujarnya.
Nadra menyebut pihaknya terus berupaya mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi, seperti platform digital untuk memudahkan donasi zakat, hingga penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI) dalam menganalisis kebutuhan mustahik serta efektivitas program-program pemberdayaan.
"Hal ini diharapkan membuat pengelolaan zakat menjadi lebih tepat sasaran, efisien dan transparan," ujarnya.
Nadra menyebut Baznas telah menyiapkan lima aplikasi nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memudahkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah pada 2025.
Lima aplikasi tersebut, antara lain Sistem Informasi Manajemen Baznas (Simba) dan Simbalite, Menara Masjid, serta Kantor Digital, juga Simba-UPZ dan Cinta Zakat yang kini sedang dalam proses pengembangan.
Meski demikian, lanjutnya, teknologi hanyalah alat. Kesuksesan dalam mengoptimalkan pengelolaan zakat tetap bergantung pada komitmen dan integritas bersama. Oleh karena itu, ia menekankan sinergi dan kolaborasi antara Baznas pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus terus diperkuat.
Baca juga: Cetak sejarah, Baznas adakan pembukaan Rakornas Baznas 2024 di IKN
Baca juga: Baznas RI tekankan komitmen membantu Palestina dalam Rakornas 2024
"Mari kita bersama-sama menciptakan sistem pengelolaan zakat yang modern, profesional, dan sesuai dengan tuntutan syariah agar zakat benar-benar dapat menjadi solusi efektif dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia," tutur Nadratuzzaman Hosen.
Rakornas Baznas diselenggarakan selama tiga hari pada 25-27 September 2024, dihadiri 1.200 peserta yang berasal dari unsur Pimpinan Baznas se-Indonesia dari Pusat, 38 Provinsi, dan 514 kabupaten/kota dengan mengangkat tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita".
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: