Jakarta (ANTARA News) - Kandidat presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut tindak pembakaran posko relawan Jokowi di Sultan Agung dan Cideng sebagai politik intimidasi.

"Saya tanya dulu itu dibakar apa terbakar? Kalau dibakar ya itu politik intimidasi. Tujuannya untuk menakut-nakuti," kata Jokowi usai makan siang di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin.

Meski demikian, Jokowi mengaku belum mendapat laporan resmi terkait pembakaran tersebut.

Seperti diketahui, sekitar Senin dini hari, Pondok Komunikasi Rakyat (POKRA) yang mengusung Calon Presiden Jokowi-JK diduga dibakar oleh orang tak dikenal.

Pos relawan tersebut berada di Jalan Sultan Agung di samping PD PAL Jaya, Kelurahan Halimun, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan.

Meski tidak ada korban jiwa namun dikatakan data relawan pendukung Jokowi-JK hangus tak bersisa.

Selain itu sebuah baliho bergambar Megawati Soekarnoputri di depan markas pendukung PDI-P Satgas Nasional Cakra Buana, Cideng, Jakarta Pusat juga dilaporkan dibakar.

Lebih lanjut Jokowi berharap kedua kubu pengusung capres dan cawapres meninggalkan gaya politik intimidasi.

"Yang namanya politik intimidasi sebaiknya kita tinggalkan. Kita masuk ke politik ide adu gagasan. Adu menyelesaikan masalah dan mcencari solusi masalah kota, bangsa, rakyat, itu yang penting," katanya. (I027)