Jakarta (ANTARA) - Pertamina EP Limau Field pada tahun ini mengimplementasikan program inovasi pengolahan limbah kulit jeruk siam menjadi bioplastik (PAKLEK MANIS) kepada kelompok petani binaan di Desa Air Talas, Muara Enim, Sumatera Selatan.

Senior Manager Limau Field A Rachman Para Buana dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengungkapkan bahwa program PAKLEK MANIS ini adalah inovasi di bidang pertanian jeruk siam organik, dengan mengubah limbah kulit jeruk yang tidak termanfaatkan menjadi kantong kresek yang dapat terurai.

Rachman menjelaskan, Desa Air Talas adalah salah satu desa transmigran asal Pulau Bali yang termasuk dalam Ring 1 Pemberdayaan Masyarakat PT Pertamina EP Limau Field. Mayoritas penduduk Desa Air Talas berprofesi sebagai petani, terutama petani buah, dengan jeruk siam sebagai komoditas unggulannya.

"Saat ini, sekitar 350 kepala keluarga di Desa Air Talas menanam jeruk. Kebun jeruk di desa ini dapat dipanen tiga kali dalam setahun, dengan total produksi mencapai 300 ton per tahun," katanya.

Menurut Rachman, bioplastik kulit jeruk merupakan salah satu upaya dalam menerapkan sustainable living dan penerapan filosofi Tri Hita Karana di Desa Air Talas.

Hal ini berangkat dari permasalahan yang ditemukan, yaitu berkaitan dengan penyakit DBD dan limbah plastik non-B3 yang dihasilkan oleh Rumah Sakit di Kota Prabumulih yang cenderung menggunakan plastik non-degradable.

Selain itu, adanya penumpukan kulit limbah jeruk yang selama ini dihasilkan oleh KWT Subur Makmur dan kegiatan wisata jeruk di Desa Air talas menghasilkan yang emisi dan berkontribusi terhadap GWP (Global Warming Potential).

Inovasi bioplastik tersebut dilakukan oleh kelompok tani Amerta. Kelompok tani ini, selain menciptakan dan mengolah limbah kulit menjadi bioplastik, juga dibuat produk nonmakanan yaitu sabun kulit jeruk.

Dari kegiatan tersebut kelompok tani mampu memanfaatkan limbah kulit jeruk sebanyak 10,4 ton/bulan. Di sisi lain, berhasil melakukan pengurangan penggunaan plastik sebanyak 26 persen di Rumah Sakit Kota Prabumulih atau setara dengan 37,88 ton/tahun dan mereduksi 521,79 ton CO2eq.

Rachman berpandangan keberhasilan pihaknya dalam merealisasikan program-program yang ada di Desa Air Talas ini tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam membaca potensi desa yang sejalan dengan inti bisnis (core business) perusahaan.

"Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa tumbuh bersama masyarakat, dan saling support,” tandasnya.

Tahun 2022 terbentuk kelompok BUDE ARTA yang mengelola buah jeruk menjadi produk makanan seperti pie susu, sirup jeruk, dan selai jeruk.

Kemudian dilanjutkan pada 2023 terbentuk kelompok Tunas Hijau yang bergerak di bidang pertanian, yang menciptakan produk tricoderma (pupuk organik zero waste). Ada juga Kelompok Tunas Hijau yang memiliki kegiatan pelatihan pembuatan tricoderma, pengenalan agen unsur hayati dan membuat satgas serta pusat studi tricoderma.

Baca juga: Pertamina EP beri donasi ke 1.500 penerima manfaat peringati HUT ke-19
Baca juga: Pertamina EP Jambi siap bor delapan sumur baru kejar target produksi