Istambul (ANTARA) - Junta militer Myanmar pada Kamis (26/9) meminta kelompok-kelompok oposisi bersenjata agar meninggalkan kekerasan, dan mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum yang akan datang.

Dewan Administrasi Negara, yang merupakan nama resmi junta, mengumumkan bahwa penyusunan daftar pemilih akan dimulai pada 1 Oktober mendatang

Dewan mendesak "semua organisasi etnik bersenjata, kelompok teroris, dan kelompok PDF (People’s Defense Force)" untuk ikut berdialog serta menyelesaikan masalah politik melalui "politik partai atau proses pemilihan."

Junta mengatakan pihaknya bertujuan mencapai "perdamaian dan pembangunan yang langgeng" dan pada akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan yang terpilih.

Namun, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menolak tawaran tersebut sebagai "tidak layak dipertimbangkan."

NUG adalah pemerintahan bayangan yang dibentuk oleh para anggota parlemen yang didepak setelah kudeta militer pada Februari 2021.

Begitu pula dengan Tentara Pembebasan Rakyat Bamar (BPLA). Organisasi etnik bersenjata itu menyatakan tidak tertarik dengan proposal tersebut.

Sejak kudeta 2021, Myanmar dilanda konflik yang meluas. Junta menghadapi perlawanan signifikan dari kalangan kelompok etnik bersenjata dan kekuatan pro demokrasi, termasuk PDF -- sayap bersenjata NUG.


Sumber: Anadolu

Baca juga: China dukung upaya rekonsiliasi politik Myanmar

Baca juga: Junta tepis rumor kudeta di dalam militer Myanmar




Sebagian pelanggaran Aung San Suu Kyi diampuni junta Myanmar