China minta warganya tinggalkan Lebanon pasca serangan Israel
26 September 2024 23:57 WIB
Jejak asap terlihat saat sistem antirudal Israel mencegat roket yang ditembakkan dari Lebanon, seperti yang terlihat dari Safed, Israel utara, (25/9/2024). Tembakan lintas batas terus berlanjut pada hari Rabu, dengan pasukan Israel membombardir wilayah Nabatieh di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa dan Hizbullah menanggapi dengan menembakkan sedikitnya 40 roket ke Israel, termasuk rudal jarak jauh yang memicu sirene serangan udara di Israel tengah, termasuk Tel Aviv. ANTARA FOTO/David Cohen/JINI via Xinhua/aww.
Beijing (ANTARA) - Pemerintah China meminta warganya agar dapat meninggalkan Lebanon sesegera mungkin pasca serangan gencar Israel ke negara tersebut.
"Kami meminta mereka yang sudah berada di Lebanon untuk mengikuti perkembangan situasi dengan saksama dan kembali ke China atau meninggalkan Lebanon sesegera mungkin melalui penerbangan komersial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Kamis.
Militer Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon melalui udara sejak Senin (23/9) dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Akibatnya, 610 orang meninggal dunia dan melukai lebih dari 2.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
"Bagi mereka yang harus tetap berada di Lebanon, harap tetap waspada, persiapkan diri untuk keadaan darurat, persiapkan perbekalan yang cukup dan hindari bepergian ke daerah berisiko tinggi di Lebanon selatan," tambah Lin Jian.
Menurut Lin Jian, Pusat Bantuan dan Perlindungan Konsuler Kementerian Luar Negeri China dan Kedutaan Besar China di Lebanon telah mengaktifkan mekanisme tanggap darurat, menyusun rencana yang relevan dan mengeluarkan beberapa peringatan keamanan.
"Kami sekali lagi menyarankan warga China untuk tidak bepergian ke Lebanon dalam waktu dekat," ungkap Lin Jian.
Jika ada warga negara China mengalami keadaan darurat di Lebanon, mereka perlu menghubungi Kedutaan sesegera mungkin untuk meminta bantuan.
"Kami akan melakukan upaya maksimal untuk membantu warga China yang perlu pindah ke tempat yang aman atau memiliki kebutuhan lain," kata Lin Jian.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi sejak Israel menggempur Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023. Ketegangan itu pun meluas sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).
Kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas batas sejak dimulainya serangan gencar Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.500 orang dengan sebagian besar korban wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Komunitas internasional telah memperingatkan agar serangan terhadap Lebanon tidak dilakukan karena hal itu meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza secara regional.
Baca juga: Kapuspen: Prajurit TNI di Lebanon siap bantu evakuasi WNI ke Indonesia
Baca juga: India minta warganya tinggalkan Lebanon di tengah serangan Israel
"Kami meminta mereka yang sudah berada di Lebanon untuk mengikuti perkembangan situasi dengan saksama dan kembali ke China atau meninggalkan Lebanon sesegera mungkin melalui penerbangan komersial," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China pada Kamis.
Militer Israel (IDF) menyerang wilayah Lebanon melalui udara sejak Senin (23/9) dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah. Akibatnya, 610 orang meninggal dunia dan melukai lebih dari 2.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
"Bagi mereka yang harus tetap berada di Lebanon, harap tetap waspada, persiapkan diri untuk keadaan darurat, persiapkan perbekalan yang cukup dan hindari bepergian ke daerah berisiko tinggi di Lebanon selatan," tambah Lin Jian.
Menurut Lin Jian, Pusat Bantuan dan Perlindungan Konsuler Kementerian Luar Negeri China dan Kedutaan Besar China di Lebanon telah mengaktifkan mekanisme tanggap darurat, menyusun rencana yang relevan dan mengeluarkan beberapa peringatan keamanan.
"Kami sekali lagi menyarankan warga China untuk tidak bepergian ke Lebanon dalam waktu dekat," ungkap Lin Jian.
Jika ada warga negara China mengalami keadaan darurat di Lebanon, mereka perlu menghubungi Kedutaan sesegera mungkin untuk meminta bantuan.
"Kami akan melakukan upaya maksimal untuk membantu warga China yang perlu pindah ke tempat yang aman atau memiliki kebutuhan lain," kata Lin Jian.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi sejak Israel menggempur Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023. Ketegangan itu pun meluas sampai perbatasan Israel-Lebanon, termasuk Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).
Kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas batas sejak dimulainya serangan gencar Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.500 orang dengan sebagian besar korban wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Komunitas internasional telah memperingatkan agar serangan terhadap Lebanon tidak dilakukan karena hal itu meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik Gaza secara regional.
Baca juga: Kapuspen: Prajurit TNI di Lebanon siap bantu evakuasi WNI ke Indonesia
Baca juga: India minta warganya tinggalkan Lebanon di tengah serangan Israel
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024
Tags: