Semarang (ANTARA) - Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) mengumpulkan para insinyur kimia pada "Annual Meeting 2024" yang mengangkat tema "Enhancing Process Safety Management and Green Industry Implementation to Strengthen NZE Acceleration".

Ketua Panitia Annual Meeting 2024 BKKPII Ir. Prayitno, di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa "annual meeting" itu merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh BKKPII untuk mendukung program pemerintah dalam akselerasi Net Zero Emission (NZE) pada 2050.

Pertemuan tahunan BKKPII tersebut diselenggarakan di Muladi Dome Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, 26-28 September 2024.

Menurut dia, tema yang diambil kebetulan memang bagaimana upaya meningkatkan manajemen keselamatan proses dan penguatan penerapan industri hijau

"Kami mengharapkan dengan adanya 'annual meeting' ini, ada kolaborasi nantinya antara perguruan tinggi, praktisi, juga 'government' untuk mempercepat implementasi 'green industry'," katanya, usai pembukaan Annual Meeting BKKPII 2024.

Ketua BKKPII Maryono menyebutkan hingga saat ini sudah ada 4.000 insinyur yang menjadi anggota tersebar di seluruh Indonesia.

Menurut dia, insinyur sama halnya dengan profesi dokter yang membutuhkan registrasi keprofesian untuk bisa praktik begitu lulus dari perguruan tinggi.

"Semua insinyur yang praktik harus punya registrasi. Sama dengan dokter, begitu lulus jadi sarjana kedokteran. Kan belum boleh praktik," katanya.

"Annual Meeting BKKPII" kali ini adalah yang ketiga kalinya diadakan. Pertemuan tahunan pertama diadakan di Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta, dan tahun berikutnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"Kegiatan 'annual meeting' ini tidak hanya konferensi tapi juga ada Konvensi BKKPII, yakni pemilihan pengurus baru dan wakil ketua baru," katanya.

Sementara itu, Direktur Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Wiwik Pudjiastuti mengatakan bahwa peran insinyur sangat dibutuhkan dalam pengembangan industri hijau.

Dunia industri, kata dia, tidak lepas dari peran para insinyur, salah satunya teknik kimia, apalagi untuk mendukung perkembangan industri hijau di Indonesia.

Saat ini, Kemenperin menargetkan Net Zero Emission (NZE) yang awalnya pada tahun 2060 mundur 10 tahun menjadi tahun 2050.

Ia menyebutkan ada beberapa sektor industri yang diprioritaskan, antara lain industri kimia, industri logam, industri kertas, industri keramik dan kaca, industri semen, industri tekstil, industri alat angkut, dan industri makanan minuman.

"Tentunya upaya-upaya kami sudah mulai lakukan tentunya karena memang melalui beberapa kebijakan. Salah satunya yang sudah cukup lama kami mulai adalah dengan penerapan standar industri hijau," katanya.

Diharapkan, kata dia, dengan industri-industri tersebut menerapkan standar industri hijau dan mendapatkan sertifikasi industri hijau tentunya target capaian untuk industri termasuk target NZE bisa tercapai.
Baca juga: Kemenperin beri sertifikat industri hijau kepada 10 perusahaan
Baca juga: Menperin: Penerapan prinsip industri hijau tingkatkan nilai tambah
Baca juga: Industri hijau sebagai jalan keluar dari jebakan pendapatan menengah