Antropolog ungkap peran perempuan dalam ekosistem rempah-rempah
26 September 2024 22:51 WIB
Antropolog lulusan UI Dr. Adhalina Maria (tengah) menyampaikan pemaparan pada sebuah diskusi dalam rangkaian kegiatan International Forum on Spice Route 2024 di Jakarta Barat, Kamis (26/9/2024). ANTARA/Farhan Arda Nugraha
Jakarta (ANTARA) - Antropolog lulusan Universitas Indonesia (UI) Dr. Adhalina Maria menyebut perempuan memainkan peran penting dalam ekosistem rempah-rempah di sektor publik yang berkaitan dengan perdagangan, serta sektor domestik yang berkaitan dengan pengolahannya.
"Jadi mereka ini sebenarnya sebagai juru kunci keberlangsungan perdagangan rempah. Jadi perempuan ini kan punya dua ruang, pertama ruang domestik yang kedua ada ruang publik," katanya dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta Barat, Kamis.
Di ruang domestik, perempuan merupakan penjaga warisan tradisi dalam mengolah rempah untuk berbagai kebutuhan mulai kuliner, obat-obatan, kecantikan, hingga kebersihan rumah tangga.
"Misal kalau masakan Nusantara kan semua menggunakan rempah ya, terus untuk obat misalkan kalau kita batuk pakai cengkeh, terus untuk kebersihan rumah tangga misal kayak di kulkas bau kita pakai kayu manis," paparnya.
Sedangkan di ruang publik, peran perempuan berkaitan dengan distribusi dan jual beli rempah-rempah di pasar. Bahkan, Adhalina menyatakan bahwa peran ini mampu mendobrak nilai-nilai norma patriarki.
Menurut dia, perempuan yang berdagang di pasar menunjukkan bahwa mereka mampu mematahkan domestikasi yang selama ini membatasi peran mereka hanya di rumah tangga.
Selain itu, lewat perdagangan rempah sebagai mata pencaharian mencerminkan kontribusinya dalam perekonomian keluarga sehingga dapat menyejajarkan posisinya dengan kedudukan laki-laki atau suami.
"Dengan berdagang rempah bisa membuat dia bisa menyejajarkan lagi posisi dirinya dengan laki-laki jadi tidak lagi terjadi domestikasi dan subordinasi perempuan," imbuhnya.
Diplomat Madya Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri Dino Kusnadi menekankan pentingnya memperkuat posisi rempah-rempah sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia, sehingga diakui sebagai bagian dari identitas yang tidak terpisahkan oleh negara lain.
Dino menyoroti bagaimana khasiat rempah-rempah telah dikenal sampai ke mancanegara serta perannya yang mewarnai perdagangan global Indonesia di masa lampau menjadi modal untuk menjadikan rempah-rempah sebagai identitas nasional
"Warisan itu masih tumbuh dan kuat menjiwai bangsa kita dan ini akan menjadi satu keperluan untuk modal kita sebagai bahan informasi keluar kalau kita memang sudah dikenal sebagai bangsa rempah-rempah," kata Dino.
Baca juga: Penguatan rempah sebagai jati diri bangsa untuk pengakuan global
Baca juga: Kemendikbudristek: Jalur Rempah bukti peran Indonesia dalam sejarah
"Jadi mereka ini sebenarnya sebagai juru kunci keberlangsungan perdagangan rempah. Jadi perempuan ini kan punya dua ruang, pertama ruang domestik yang kedua ada ruang publik," katanya dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta Barat, Kamis.
Di ruang domestik, perempuan merupakan penjaga warisan tradisi dalam mengolah rempah untuk berbagai kebutuhan mulai kuliner, obat-obatan, kecantikan, hingga kebersihan rumah tangga.
"Misal kalau masakan Nusantara kan semua menggunakan rempah ya, terus untuk obat misalkan kalau kita batuk pakai cengkeh, terus untuk kebersihan rumah tangga misal kayak di kulkas bau kita pakai kayu manis," paparnya.
Sedangkan di ruang publik, peran perempuan berkaitan dengan distribusi dan jual beli rempah-rempah di pasar. Bahkan, Adhalina menyatakan bahwa peran ini mampu mendobrak nilai-nilai norma patriarki.
Menurut dia, perempuan yang berdagang di pasar menunjukkan bahwa mereka mampu mematahkan domestikasi yang selama ini membatasi peran mereka hanya di rumah tangga.
Selain itu, lewat perdagangan rempah sebagai mata pencaharian mencerminkan kontribusinya dalam perekonomian keluarga sehingga dapat menyejajarkan posisinya dengan kedudukan laki-laki atau suami.
"Dengan berdagang rempah bisa membuat dia bisa menyejajarkan lagi posisi dirinya dengan laki-laki jadi tidak lagi terjadi domestikasi dan subordinasi perempuan," imbuhnya.
Diplomat Madya Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri Dino Kusnadi menekankan pentingnya memperkuat posisi rempah-rempah sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia, sehingga diakui sebagai bagian dari identitas yang tidak terpisahkan oleh negara lain.
Dino menyoroti bagaimana khasiat rempah-rempah telah dikenal sampai ke mancanegara serta perannya yang mewarnai perdagangan global Indonesia di masa lampau menjadi modal untuk menjadikan rempah-rempah sebagai identitas nasional
"Warisan itu masih tumbuh dan kuat menjiwai bangsa kita dan ini akan menjadi satu keperluan untuk modal kita sebagai bahan informasi keluar kalau kita memang sudah dikenal sebagai bangsa rempah-rempah," kata Dino.
Baca juga: Penguatan rempah sebagai jati diri bangsa untuk pengakuan global
Baca juga: Kemendikbudristek: Jalur Rempah bukti peran Indonesia dalam sejarah
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: