Jakarta (ANTARA) - Pakar kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) Ainun Najib mengatakan kembali pada nilai luhur bangsa dapat menjadi salah satu upaya untuk bisa bertahan, beradaptasi dan bersatu.

“Setiap bangsa perlu kembali ke akarnya masing-masing, kembali ke nilai-nilai leluhur, nilai budaya yang disepakati dan dihormati. Nah itu menjadi penyatu atau tenun kebangsaan pada era AI ini,” ujar Ainun dalam 6th Open Society Conference (OSC) yang diselenggarakan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT), di Tangerang Selatan, Banten, Kamis.

Dari nilai luhur bangsa tersebut, maka akan tercipta fondasi yang kuat di masyarakat, sehingga tata kelola teknologi yang ada berdasarkan nilai luhur yang sudah disepakati bersama.

Menurut dia, Pancasila bisa menjadi awal karena merupakan basis Indonesia menjadi sebuah bangsa dan negara. Pancasila juga yang mempersatukan bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu, dia menekankan kehadiran AI berdampak pada ekonomi, penyebaran informasi, hingga lapangan pekerjaan. Meski demikian, manusia memiliki keunggulan dibandingkan AI yakni rasa kemanusiaan seperti empati, kasih sayang serta kemampuan untuk berpikir kreatif dan berinovasi.

Baca juga: Wapres minta universitas susun kurikulum yang relevan dengan industri

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Terbuka Dr. Mohamad Yunus mengatakan konferensi diharapkan dapat menjadi wadah untuk berbagai ide dan berjejaring untuk menghasilkan kolaborasi yang baik ke depannya.

“Mari bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang presisi, yang mana keberlanjutan dan inovasi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita,” kata Yunus.

Dekan FHISIP UT, Dr. Meita Istianda mengatakan kemampuan untuk bisa beradaptasi pada era AI sangat diperlukan bagi masyarakat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni dengan memperkuat di segala sini serta berkolaborasi. Hal itu dikarenakan AI juga rentan disalahgunakan untuk hal negatif.

Open Society Conference (OSC) merupakan konferensi tahunan yang rutin diselenggarakan oleh FHISIP UT. Konferensi tersebut telah diselenggarakan sebanyak lima kali, mulai dari konferensi nasional dan kemudian meningkat skalanya menjadi konferensi internasional. OSC 2024 mengusung tema, “Facing Resilient Future Through Sustainability and Innovation: Multidisciplinary Perspectives”.

Konferensi itu menghadirkan sejumlah pembicara lainnya yakni perwakilan dari Bappenas Dr. Aruminingsih, pakar media dari Department of Mass Communication of RUDN University Rusia Prof. Dr. Valerii Leonidovich Muzykant, dan perwakilan dari Universitas Terbuka, Prof. Daryono.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Nilai budaya harus jadi fondasi moral teknologi AI
Baca juga: Chat Qurani berbasis AI digarap untuk kemudahan ilmu di era digital