Jakarta (ANTARA) - Indonesia CARE dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Karawang menggelar layanan kesehatan gratis untuk masyarakat penyintas gempa Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyasar mereka yang mengalami gangguan kesehatan dan luka.

Dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis, Direktur Jaringan Relawan Indonesia CARE Mohammad Syahri menjelaskan kegiatan kolaborasi antara Indonesia CARE dan PWI Karawang tersebut melibatkan satu orang dokter dan sejumlah paramedis serta relawan.

"Kami tergerak untuk turun karena masih banyak daerah yang belum terjangkau layanan, terutama di wilayah Kertasari ini. Dengan didukung satu unit ambulans PWI Karawang dan relawan medis, kami turun. Alhamdulillah ada donatur, memberikan dukungan obat-obatan," ucapnya ketika melakukan pelayanan kesehatan gratis di Kecamatan Kertasari, Bandung, Jawa Barat, pada 25 September 2024.

Kegiatan itu berjalan selama tiga hari dan disambut antusias oleh warga yang mengantre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Baca juga: Kemensos dirikan sekolah darurat bagi penyintas gempa di Bandung

Dalam pernyataan serupa Wakil Kepala Medis Respon Indonesia CARE Puteri Qotrunnada yang berada di lokasi kegiatan mengatakan ada lebih dari 250 pasien selama dua hari berlangsung.

"Kami berusaha jemput bola. Datangi daerah yang belum tersentuh pelayanan kesehatan," katanya.

Puteri menjelaskan saat kedatangan hari pertama pada 24 September 2024 tim sudah disambut warga korban luka robek dan harus dirujuk dengan ambulans.

Selain luka robek, jelasnya, sejumlah keluhan kesehatan yang disampaikan warga meliputi trauma pasca-gempa, luka, syaraf kejepit, kolesterol, demam, sakit kepala, batuk pilek, dan gatal.

Baca juga: PMI Cianjur kirim logistik dan relawan bantu penyintas gempa Bandung

Selain pelayanan kesehatan, Indonesia CARE dan PWI Karawang juga menggelar kegiatan psikososial atau trauma healing yang menyasar terutama anak-anak.

Sebelumnya gempa yang dipicu Sesar Garut Selatan atau Garsela berkekuatan magnitudo 4,9 terjadi pada 18 September 2024 dan berdampak pada 30 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat. Total warga terdampak mencapai 45.325 jiwa dari 11.681 kepala keluarga. Sebanyak 9.229 jiwa diantaranya mengungsi dan satu warga dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu untuk kerusakan bangunan dari Posko BNPB dilaporkan sebanyak 6.126 rumah terdampak. Dari jumlah tersebut, 894 unit diantaranya rusak berat, 1.696 unit rusak sedang dan 3.536 unit rusak ringan.

Baca juga: Pemerintah tambah asesor percepat perbaikan rumah rusak gempa Bandung