Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) turut memperkuat kolaborasi global dalam memerangi peredaran narkotika di tingkat global dan menangani berbagai tantangan baru.

Sebagaimana dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis, penguatan kolaborasi tersebut ditempuh oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom melalui keterlibatannya dalam International Drugs Enforcement Conference (IDEC) 2024 di Athena, Yunani.

Sejumlah agenda terkait pengendalian peredaran gelap narkotika dibahas dalam pertemuan tersebut di antaranya kekhawatiran terhadap narkotika sintetik, pemetaan jaringan narkotika dalam kerangka CTT (Cryptologic Technician Technical), dan lain sebagainya.

“Kita harus bekerja sama untuk mengurangi dan memberantas masalah narkotika,” ujar Minister of Citizen Protection of Hellenic Republic, Michalis Chrysochoidis, ketika menyoroti perlunya peningkatan berbagi informasi dan koordinasi.

Chrysochoidis juga menggarisbawahi ancaman yang semakin meningkat dari narkotika sintetis dan peran jaringan kriminal internasional dalam perdagangan zat ilegal. Ia menyerukan pendekatan multifaset yang mencakup kerja sama penegakan hukum, investigasi keuangan, dan kemajuan teknologi.

Sementara itu, Administrator of the U.S. DEA, Anne Milgram, dalam kesempatan tersebut juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional.

Dia mencatat meningkatnya kecanggihan operasi perdagangan narkoba dan perlunya strategi inovatif untuk menghadapinya.

Konferensi internasional tersebut berlangsung pada Senin, 23 September 2024 hingga Kamis, 26 September 2024. Gelaran yang bertujuan untuk memerangi perdagangan gelap narkotika tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 132 negara, termasuk Indonesia.

Marthinus bersama dengan sejumlah pejabat BNN dan Bareskrim Polri menjadi delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut.

Partisipasi Indonesia dalam konferensi ini merupakan cermin komitmen negara dalam memerangi narkotika bersama dengan negara-negara lainnya.