Jakarta (ANTARA) - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga 1,94 persen.

Program besutan pemerintahan Prabowo-Gibran itu juga mempunyai peningkatan multiplier output sebesar Rp824,7 triliun, dengan peningkatan nilai tambah nasional Rp379,6 triliun. Selain itu, program Makan Bergizi Gratis juga memiliki kontribusi pertumbuhan terhadap berbagai sektor turunannya.

"Tentu saja (dampak sektor turunan) yang pertama adalah (sektor) penyediaan makanan dan minuman, terus yang kedua adalah (sektor) industri makanan dan minuman, dan sampai kepada (sektor) transportasi dan juga distribusi," kata Andry saat Mandiri Macro Market Brief - Thriving Through Transition secara virtual di Jakarta, Kamis.

Ia memproyeksikan untuk sektor penyediaan makan minum dapat tumbuh 54,6 persen. Kemudian diikuti dengan sektor industri makanan dan minuman (16,9 persen), perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor (5,2 persen), serta sektor perikanan (3,3 persen).

Sektor pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan semusim- tahunan, beserta sektor peternakan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,1 persen, 2,6 persen, dan 2,5 persen.

"Ada peluang ke depan dengan adanya program pemerintah Makan Bergizi Gratis, tentu saja akan ada dampak kepada sektor turunannya," jelasnya.

Selain itu, lanjut Andry, program Makan Bergizi Gratis juga diproyeksikan turut meningkatkan tenaga kerja nasional sebanyak 7,68 juta orang.

Diketahui, anggaran program Makan Bergizi Gratis telah dialokasikan sebesar Rp71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Baca juga: Ekonom Mandiri ungkap risiko ekonomi RI jika Trump menang Pemilu AS
Baca juga: Makan bergizi gratis dinilai ciptakan SDM Generasi Emas 2045
Baca juga: Uji coba makan bergizi gratis di Tangerang jadi acuan Wantimpres