Beijing (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai dan Bank Indonesia (BI) mempromosikan pemanfaatan Local Currency Settlement (LCS) atau penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara dalam mata uang masing-masing negara untuk kemudahan transaksi dan investasi di Indonesia.

"Indonesia memiliki iklim investasi yang sangat menjanjikan, khususnya bagi investor China," kata Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam Indonesia - China Business Forum (ICBF) 2024 dengan tema "Navigating New Horizons: Seizing Investment Opportunities in Indonesia for Stability and Sustainable Growth" yang digelar di Shanghai pada Rabu (25/9).

Acara tersebut merupakan kerja sama antara KJRI Shanghai, Bank Indonesia dan UOB (China) yang dihadiri sekitar 100 pelaku usaha dari berbagai bidang dari Shanghai dan wilayah sekitarnya.

Pemerintah Indonesia memberi insentif dan kemudahan penanaman modal, khususnya pada sektor prioritas seperti hilirisasi dan green energy, katanya seperti dikutip keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Beijing, Kamis.

"Kemajuan digitalisasi di Indonesia juga sangat menjanjikan, terbukti dari perkembangan pesat pemanfaatan pembayaran digital hingga 200 persen dengan lebih dari dua juta pengguna, dan 30 juta toko. Pesatnya perkembangan digitalisasi di Indonesia memiliki kemiripan dengan China," ungkap Doni.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI untuk Shanghai Berlianto Situngkir mengatakan Indonesia dan China adalah dua negara yang berkontribusi besar bagi pembangunan dan kerja sama global.

"Kedua negara berkomitmen untuk menghadapi tantangan global dengan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkelanjutan," kata Berlianto.

Dalam forum tersebut juga digelar diskusi panel dengan pembicara President Executive UOB (China) Peter Foo, Asisten Gubernur Bank Indonesia Edi Susianto, Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia Arief Rachman, Alt. Country CEO and Head of Global Markets UOB China Mark Yang, dan GM Bank Mandiri Cabang Shanghai Jantra JP Patiwiri.

Sebagai mitra dagang terbesar, perdagangan Indonesia dan China masih didominasi oleh penggunaan mata uang dolar AS. Dengan penerapan LCS, perdagangan dan investasi kedua negara akan semakin menguat dan saling menguntungkan.

Pada 2023, Indonesia telah mendirikan 13 perusahaan baru di Shanghai, dengan total investasi sebesar 9,66 juta dolar AS atau peningkatan 85,7 persen dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun yang sama tercatat sebanyak 16 proyek investasi dari Shanghai di Indonesia, dengan total investasi sebesar 195 juta dolar AS.

Sedangkan total perdagangan Indonesia-China pada 2023 adalah sebesar 12,6 miliar dolar AS. Kota Shanghai berpenduduk sekitar 29 juta orang dengan pendapatan kotor terbesar di China yaitu 660 miliar dolar AS.

Local Currency Settlement (LCS) sendiri adalah penyelesaian transaksi bilateral yang dilakukan oleh dua negara berbeda dengan menggunakan mata uang lokal yang berlaku di masing-masing negara. Penerapan mekanisme ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan memelihara kestabilan nilai mata uang lokal.

BI dan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBoC) sudah mulai implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal atau LCS pada 6 September 2021 dengan 16 bank dari Indonesia dan 8 bank dari China.

Kedua otoritas juga sudah menetapkan sejumlah bank di negara masing-masing yang berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) dengan syarat telah memiliki kemampuan untuk memfasilitasi transaksi rupiah dan yuan sesuai kerangka kerja sama LCS yang disepakati.

Ke-16 bank di Indonesia yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk.

Selain itu PT Bank Permata Tbk, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank of China (Hongkong) Ltd, PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank CIMB Niaga, Bank Sinarmas, Deutsche Bank AG Jakarta dan DBS Bank.

Sementara bank yang ditetapkan sebagai ACCD di China ada 8 bank yaitu Agriculture Bank of China, Bank of China, Bank of Ningbo, Bank Mandiri Shanghai Branch, China Construction Bank, Industrial and Commercial Bank of China, Maybank Shanghai Branch, dan United Overseas Bank (China) Limited.

Baca juga: Gubernur BI undang lebih banyak pengusaha China terlibat LCS
Baca juga: KJRI Penang-BI dorong penggunaan rupiah untuk transaksi di Malaysia