“Kalau limfoma itu kan penyakit inflamasi, kalau TBC itu kan penyakit infeksi. Nah gejala awalnya sama dengan batuk yang terjadi. Jadi pada limfoma juga bisa terjadi batuk, karena getah beningnya kan lewat di daerah paru,” katanya dalam diskusi mengenai limfoma di Jakarta, Kamis.
Andhika mengatakan, pada TBC pengobatan yang dilakukan selama dua bulan akan menimbulkan perubahan yang drastis seperti dari kurus menjadi gemuk, rasa lemas, tidak nafsu makan akan hilang.
Baca juga: Mengenal gejala kanker limfoma hodgkin dan faktor risiko
Baca juga: Dokter imbau masyarakat hindari paparan zat asing cegah kanker darah
Meskipun TBC juga bisa menimbulkan benjolan karena infeksi, namun benjolan pada kanker limfoma lebih banyak dan sesuai dengan jalur kelenjar getah bening.
“Karena itu di dua bulan pertama setelah pengobatan, dia harus di rontgen. Dilihat hasilnya bagus nggak? Termasuk dimana TB-nya, TB kelenjar kah misalnya, atau TB di paru kah, Itu perlu dilihat,” katanya.
Andhika mengatakan dalam satu minggu seharusnya sudah menjadi penetapan diagnostik kanker limfoma untuk dilakukan pengobatan selanjutnya. Namun seringkali pasien baru bisa mendapatkan diagnosa limfoma setelah pemeriksaan foto imaging dari CT Scan dan biopsi sekitar satu bulan.
Kanker limfoma bisa bertumbuh dengan cepat dengan hitungan bulan sampai tahunan. Pasien dengan kanker limfoma hodgkin sekitar 15 persen juga akan mengalami relaps atau kekambuhan dalam lima tahun.
Andhika mengatakan jika mengalami keluhan benjolan di leher, nyeri saat buang air, sulit menelan makanan, maka perlu segera periksa ke dokter untuk dilakukan imaging dan menegakkan diagnosa. Selain itu penting juga untuk menjaga pola makan, menghindari stres dan berolahraga untuk mencegah pertumbuhan kanker limfoma.
Baca juga: Kenali kanker Limfoma Hodgkin untuk penanganan yang tepat
Baca juga: Kemenkes: Bila dideteksi dini, 90 persen kasus limfoma sembuh
Baca juga: Mengenali limfoma yang bisa disalahartikan sebagai TB
Baca juga: Kenali kanker Limfoma Hodgkin untuk penanganan yang tepat
Baca juga: Kemenkes: Bila dideteksi dini, 90 persen kasus limfoma sembuh
Baca juga: Mengenali limfoma yang bisa disalahartikan sebagai TB