PPI akan diperbesar tahun depan
25 Mei 2014 16:52 WIB
Sekjen Kemenperin Ansari Bukhari didampingi Kapuskom Kemenperin Hartono mencoba mobil offroad produksi PT Fin Komodo Teknologi saat meninjau stand produk-produk unggulan di Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2014 di Harris Conventions Festival Citylink, Bandung, 25 Mei 2014. Tingkat kandungan lokal di kendaraan roda empat tersebut telah mencapai 80% karena komponennya diproduksi di dalam negeri. Bahkan, mobil ini diciptakan dengan harga yang terjangkau dan irit bahan bakar. (kemenperin.go,id)
Bandung (ANTARA News) - Pameran Produksi Indonesia (PPI) akan diperluas dengan skala yang lebih besar tahun depan untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapai industri nasional selama ini.
"Tahun depan PPI akan kami selenggarakan lebih besar dari ini," kata Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Anshari Bukhari, di sela-sela peninjauan area pameran tersebut, di mall Festival Citylink, Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ia mengatakan PPI sangat efektif untuk menunjukkan dan mengedukasi masyarakat tentang perkembangan dan kemampuan industri nasional untuk menghasilkan produk-produk unggulan baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
"Saat ini penting bagi kita menunjukkan kemampuan industri nasional, agar masyarakat mengetahui dan membeli produk dalam negeri," kata Anshari. Dikatakannya, target pemerintah cq Kemenperin adalah mengurangi ketergantungan masyarakat, termasuk industri, pada produk impor.
Menurut dia, saat ini sekitar 64 persen industri nasional masih tergantung pada bahan baku dan bahan penolong, maupun barang modal impor. Sementara, di era perdagangan bebas masyarakat dikelilingi oleh produk-produk impor dari berbagai negara. Oleh karena itu, ia berharap melalui PPI masyarakat bisa mencintai dan membeli produk yang dibuat di dalam negeri.
"Kami sudah menginventarisasi sekitar 3.500 produk dan jasa dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang beragam, antara lain ada yang 20, 30, dan 40 persen," kata Anshari.
Sementara itu Kapuskom Hartono menambahkan pihaknya merencanakan PPI 2015 berskala nasional, yang menunjukkan kemajuan pesat industri nasional, terutama di bidang teknologi tinggi.
"Kami inginnya tahun depan bisa menyelenggarakan PPI lebih besar, yang bisa menampilkan kemajuan industri nasional seperti pesawat terbang, kereta api, bus, dan lain-lain," kata Hartono.
PPI yang sudah diselenggarakan dua kali ini yaitu 2013 dan 2014 di Bandung, diakuinya masih berskala regional dan kecil. PPI ke-2 kali ini diselenggarakan pada 22--25 Mei, di atas lahan seluas 3.800 meter persegi dan diikuti oleh sekitar 130 perusahaan.
"Jumlah pengunjung sampai kemarin malam (24/5) telah mencapai 10.773 orang," katanya.
Diakuinya sebagian besar membeli barang konsumsi seperti makanan dan minuman, tas, alas kaki, batik, tenun, produk kerajinan, dan perhiasan. Sedangkan barang modal seperti alsintan, alat kesehatan, otomotif, dan komponen, masih minim peminat.
"Target kami memang bukan pada transaksi, tapi edukasi pada masyarakat tentang produk unggulan kita, agar bisa menekan impor," kata Hartono.
Sejak 22 sampai 24 Mei, transaksi penjualan berbagai produk tersebut telah mencapai Rp439,2 juta. (*)
"Tahun depan PPI akan kami selenggarakan lebih besar dari ini," kata Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Anshari Bukhari, di sela-sela peninjauan area pameran tersebut, di mall Festival Citylink, Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Ia mengatakan PPI sangat efektif untuk menunjukkan dan mengedukasi masyarakat tentang perkembangan dan kemampuan industri nasional untuk menghasilkan produk-produk unggulan baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
"Saat ini penting bagi kita menunjukkan kemampuan industri nasional, agar masyarakat mengetahui dan membeli produk dalam negeri," kata Anshari. Dikatakannya, target pemerintah cq Kemenperin adalah mengurangi ketergantungan masyarakat, termasuk industri, pada produk impor.
Menurut dia, saat ini sekitar 64 persen industri nasional masih tergantung pada bahan baku dan bahan penolong, maupun barang modal impor. Sementara, di era perdagangan bebas masyarakat dikelilingi oleh produk-produk impor dari berbagai negara. Oleh karena itu, ia berharap melalui PPI masyarakat bisa mencintai dan membeli produk yang dibuat di dalam negeri.
"Kami sudah menginventarisasi sekitar 3.500 produk dan jasa dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang beragam, antara lain ada yang 20, 30, dan 40 persen," kata Anshari.
Sementara itu Kapuskom Hartono menambahkan pihaknya merencanakan PPI 2015 berskala nasional, yang menunjukkan kemajuan pesat industri nasional, terutama di bidang teknologi tinggi.
"Kami inginnya tahun depan bisa menyelenggarakan PPI lebih besar, yang bisa menampilkan kemajuan industri nasional seperti pesawat terbang, kereta api, bus, dan lain-lain," kata Hartono.
PPI yang sudah diselenggarakan dua kali ini yaitu 2013 dan 2014 di Bandung, diakuinya masih berskala regional dan kecil. PPI ke-2 kali ini diselenggarakan pada 22--25 Mei, di atas lahan seluas 3.800 meter persegi dan diikuti oleh sekitar 130 perusahaan.
"Jumlah pengunjung sampai kemarin malam (24/5) telah mencapai 10.773 orang," katanya.
Diakuinya sebagian besar membeli barang konsumsi seperti makanan dan minuman, tas, alas kaki, batik, tenun, produk kerajinan, dan perhiasan. Sedangkan barang modal seperti alsintan, alat kesehatan, otomotif, dan komponen, masih minim peminat.
"Target kami memang bukan pada transaksi, tapi edukasi pada masyarakat tentang produk unggulan kita, agar bisa menekan impor," kata Hartono.
Sejak 22 sampai 24 Mei, transaksi penjualan berbagai produk tersebut telah mencapai Rp439,2 juta. (*)
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: