Seoul (ANTARA) - Penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai hampir 20 persen dari populasi Korea Selatan tahun ini, di tengah percepatan penuaan dan tingkat kelahiran yang sangat rendah, menurut data yang dirilis pada Kamis (26/9).

Jumlah warga lanjut usia tercatat sebanyak 9,94 juta pada 2024, atau sekitar 19,2 persen dari total populasi Korea Selatan yang mencapai 51,75 juta jiwa, menurut data dari Statistik Korea.

Proporsi ini diperkirakan akan melebihi 20 persen pada 2025, yang akan menjadikan Korea Selatan sebagai "masyarakat super-lanjut usia," dan diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai 30 persen pada tahun 2036 dan lebih dari 40 persen pada tahun 2050.

Rumah tangga yang dipimpin oleh warga lanjut usia tercatat sebanyak 5,66 juta pada tahun 2023, menyumbang 26,5 persen dari total rumah tangga di negara tersebut.

Dari 5,66 juta rumah tangga tersebut, 37,8 persen merupakan rumah tangga dengan satu orang, yang angkanya terus meningkat sejak tahun 2015.

Jumlah rumah tangga yang dipimpin oleh warga lanjut usia diperkirakan akan terus meningkat, dan mencapai 50,6 persen dari total rumah tangga di negara itu pada tahun 2052.

Harapan hidup bagi mereka yang berusia 65 tahun diperkirakan rata-rata mencapai 20,7 tahun pada 2022, dengan harapan hidup bagi pria mencapai 18,6 tahun dan 22,8 tahun bagi wanita.

Angka ini lebih tinggi sekitar 1 tahun dibandingkan rata-rata negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Pendapatan rumah tangga yang dipimpin oleh warga lanjut usia tercatat sebesar 45,54 juta won ( sekitar Rp520juta) pada tahun 2023, dan 90,4 persen dari total populasi lanjut usia menerima pensiun negara pada tahun 2022, dengan jumlah rata-rata bulanan sebesar 650.000 won (sekitar Rp7,4juta).

Dari warga lanjut usia yang hidup sendirian, 32,6 persen mengatakan mereka tidak memiliki seseorang untuk diajak bicara.

Lebih dari setengah warga lanjut usia yang hidup sendirian mengaku belum mempersiapkan masa tua mereka dengan baik.

Tingkat pekerjaan di kalangan mereka yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 37,3 persen pada tahun 2023, naik 1,1 poin persentase dari tahun sebelumnya.

Angka serupa untuk populasi berusia 15 tahun ke atas mencapai 62,6 persen, namun tingkat pekerjaan di kalangan warga lanjut usia terus meningkat sejak tahun 2015.

Dari mereka yang berusia 65 hingga 79 tahun, 57,2 persen menyatakan ingin bekerja di masa depan, dan separuh dari mereka menyebutkan alasan finansial sebagai penyebabnya, diikuti oleh 37,7 persen yang memperoleh kegembiraan dalam bekerja.

Saat ditanya tentang kualitas hidup mereka, 31,9 persen warga lanjut usia mengatakan mereka "puas" dengan kehidupan mereka saat ini pada tahun 2023, turun 2,4 poin persentase dari tahun sebelumnya, dan 26,7 persen merasa bangga dengan pencapaian sosial dan ekonomi mereka.

Korea Selatan menghadapi tantangan demografis serius karena banyak orang muda memilih untuk menunda atau bahkan tidak menikah dan tidak memiliki anak, seiring dengan perubahan norma sosial dan gaya hidup, serta di tengah pasar kerja yang sulit dan harga rumah yang terus naik.

Tingkat fertilitas, atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita sepanjang hidupnya, mencapai rekor terendah 0,72 pada tahun 2023, jauh lebih rendah dari tingkat penggantian 2,1 yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas populasi.

Lembaga ini telah menyusun laporan tahunan tentang warga lanjut usia sejak tahun 2003 berdasarkan berbagai data dari Bank of Korea, Layanan Pengawasan Keuangan, OECD, dan komisi hak asasi manusia nasional.

Sumber: Yonhap-OANA

​​​​​​​Baca juga: Tingkat kelahiran Korsel alami kenaikan pertama kali dalam 19 bulan
Baca juga: Presiden Yoon sebut Korsel dalam 'darurat demografi nasional'
Baca juga: Angka kelahiran di Korea Selatan terus menurun pada Maret 2024