Pj Gubernur minta industri tingkatkan penguasaan teknologi SDM Jabar
26 September 2024 00:11 WIB
Head of PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan dalam acara GIIAS Bandung 2024, Rabu (25/9/2024). ANTARA/Ricky Prayoga
Bandung (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta industri, khususnya otomotif, untuk turut membantu dalam meningkatkan penguasaan teknologi bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di Jabar.
Salah satu yang bisa dilakukan dalam waktu dekat oleh industri, kata Bey, adalah pada pameran GIIAS Bandung 2024 di Sudirman Grand Ballroom pada 25-29 September 2024 yang diharapkan tak hanya menstimulus perekonomian dengan penjualan kendaraan, termasuk yang berbahan bakar listrik.
"Saya titip dalam pameran ini tidak hanya mengejar pasar, tapi juga mengajak anak-anak kami, siswa SMK, mahasiswa politeknik untuk melihat pameran ini agar mereka meng-update kemampuannya," ujar Bey Machmudin di Bandung, Rabu.
Untuk ke depannya, kata Bey, industri otomotif diharapkan berkenan memberikan unitnya melalui program tanggung jawab sosial (CSR) agar dapat dipreteli dan dipelajari oleh siswa dan mahasiswa.
"Ke depan diharapkan ada pabrikan yang memberikan CSR-nya satu mobil tiap SMK. Karena masalah kita adalah pada link and match-nya. Karenanya juga pendidikan vokasi harus lebih intens ditingkatkan, jadi mereka sudah siap kerja," ucapnya.
Salah satu yang diharapkan untuk aktif memberikan bantuan tersebut adalah merk kendaraan listrik asal China, BYD, yang baru tahun ini hadir di GIIAS Bandung dan bahkan beberapa waktu mendatang akan mulai mendirikan pabriknya di Subang, Jawa Barat.
"Kehadiran kami di GIIAS Bandung ini merupakan langkah besar dalam mendukung transformasi kendaraan listrik di Indonesia dan memenuhi kebutuhan konsumen lokal yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan dengan teknologi canggih," ujar Head of PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan di lokasi.
Dalam GIIAS Bandung 2024 ini, BYD sendiri membawa koleksi unggulan MPV listrik di segmen medium bernama BYD M6 yang diklaim memiliki teknologi e-platform yang canggih dan terintegrasi.
Di antaranya penerapan Blade Baterry yang menciptakan baterai lithium iron phosphate (LFP) itu ramah lingkungan, dan memiliki performa dalam efisiensi dan jangkauan.
Dengan daya yang dimilikinya, BYD M6 disebut mampu menempuh jarak hingga 530 km dalam sekali pengisian daya penuh.
Belum lagi konfigurasi tempat duduk mampu menampung tujuh orang dengan bagasi lega, dan dilengkapi beragam fitur keselamatan seperti sistem pengereman ABS dengan EBD, sistem kontrol stabilitas elektronik (ESC), dan enam airbag.
Dari sisi harga, untuk area Bandung, MPEV (Multi-Purpose Electric Vehicle) itu dilepas dalam rentang Rp389-439 juta tergantung varian.
"Mobil China harganya bisa efisien, rendah, jadi kita harus belajar menciptakan barang efisien tapi bisa bersaing secara global kita harus belajar," ujar Bey Machmudin.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Upaya investasi berperan dalam pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Menko Marves sebut Jabar berpotensi jadi destinasi investasi teknologi
Salah satu yang bisa dilakukan dalam waktu dekat oleh industri, kata Bey, adalah pada pameran GIIAS Bandung 2024 di Sudirman Grand Ballroom pada 25-29 September 2024 yang diharapkan tak hanya menstimulus perekonomian dengan penjualan kendaraan, termasuk yang berbahan bakar listrik.
"Saya titip dalam pameran ini tidak hanya mengejar pasar, tapi juga mengajak anak-anak kami, siswa SMK, mahasiswa politeknik untuk melihat pameran ini agar mereka meng-update kemampuannya," ujar Bey Machmudin di Bandung, Rabu.
Untuk ke depannya, kata Bey, industri otomotif diharapkan berkenan memberikan unitnya melalui program tanggung jawab sosial (CSR) agar dapat dipreteli dan dipelajari oleh siswa dan mahasiswa.
"Ke depan diharapkan ada pabrikan yang memberikan CSR-nya satu mobil tiap SMK. Karena masalah kita adalah pada link and match-nya. Karenanya juga pendidikan vokasi harus lebih intens ditingkatkan, jadi mereka sudah siap kerja," ucapnya.
Salah satu yang diharapkan untuk aktif memberikan bantuan tersebut adalah merk kendaraan listrik asal China, BYD, yang baru tahun ini hadir di GIIAS Bandung dan bahkan beberapa waktu mendatang akan mulai mendirikan pabriknya di Subang, Jawa Barat.
"Kehadiran kami di GIIAS Bandung ini merupakan langkah besar dalam mendukung transformasi kendaraan listrik di Indonesia dan memenuhi kebutuhan konsumen lokal yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan dengan teknologi canggih," ujar Head of PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan di lokasi.
Dalam GIIAS Bandung 2024 ini, BYD sendiri membawa koleksi unggulan MPV listrik di segmen medium bernama BYD M6 yang diklaim memiliki teknologi e-platform yang canggih dan terintegrasi.
Di antaranya penerapan Blade Baterry yang menciptakan baterai lithium iron phosphate (LFP) itu ramah lingkungan, dan memiliki performa dalam efisiensi dan jangkauan.
Dengan daya yang dimilikinya, BYD M6 disebut mampu menempuh jarak hingga 530 km dalam sekali pengisian daya penuh.
Belum lagi konfigurasi tempat duduk mampu menampung tujuh orang dengan bagasi lega, dan dilengkapi beragam fitur keselamatan seperti sistem pengereman ABS dengan EBD, sistem kontrol stabilitas elektronik (ESC), dan enam airbag.
Dari sisi harga, untuk area Bandung, MPEV (Multi-Purpose Electric Vehicle) itu dilepas dalam rentang Rp389-439 juta tergantung varian.
"Mobil China harganya bisa efisien, rendah, jadi kita harus belajar menciptakan barang efisien tapi bisa bersaing secara global kita harus belajar," ujar Bey Machmudin.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar: Upaya investasi berperan dalam pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Menko Marves sebut Jabar berpotensi jadi destinasi investasi teknologi
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: