Surabaya (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mendiskusikan pengembangan kerja sama guna meningkatkan perekonomian kedua belah pihak saat bertemu di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu.

"Tadi kita berdiskusi intens bagaimana meningkatkan kerja sama antara Jepang dengan Indonesia khususnya Jawa Timur, baik di bidang ekonomi kreatif, transportasi publik, maupun terkait sister city. Karena investasi Jepang di Jawa Timur cukup besar," ujar Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono.

Adhy menjelaskan investasi Jepang di Jawa Timur mencapai 4.874,1 juta dolar AS. Sementara, neraca perdagangan Jawa Timur dan Jepang tahun 2024 mengalami surplus bagi Jawa Timur sebesar 573,6 juta dolar AS.

Tercatat, nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 766,1 juta dolar AS pada tahun 2024 yang menjadikannya negara tujuan ekspor tertinggi kedua Jawa Timur pada periode Januari hingga Maret 2024.

Sementara impor tahun 2024, Jepang berada di urutan kelima sebagai negara pengimpor ke Jawa Timur, dengan nilai impor sebesar 192,6 juta dolar AS.

"Kami juga berdiskusi tentang kontribusi Jawa Timur untuk World Export di Osaka tahun depan. Kami bicarakan juga rencana untuk bagaimana paviliun Indonesia di Osaka bisa kita manfaatkan sebagai pusat perdagangan," katanya.

Pj Gubernur dan Dubes juga mematangkan master plan untuk pembangunan transportasi publik dengan MRT dengan harapan Jepang yang akan masuk.

Baca juga: Kadin Jatim tawarkan investasi agrobisnis kepada Jepang

Baca juga: Jepang beri bantuan hibah bidang pendidikan dan kesehatan di Jatim

Baca juga: 11 siswa SMKN 3 Kota Madiun lolos magang kerja ke Jerman dan Jepang


"Selain itu, kita juga membicarakan sister city antara Surabaya dengan Kota Kochi. Jadi Jepang--Jatim ini memang benar-benar sudah seperti saudara," tambah Adhy.

Sementara itu, Dubes Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi mengapresiasi harmonisasi yang tercipta antara Jawa Timur dan negaranya. Contohnya, kerja sama di bidang pendidikan yang berjalan dengan baik. Terlebih Jatim merupakan provinsi terbesar kedua dengan pembelajar bahasa Jepang.

"Dari angka statistik dari Japan Foundation tahun 2021, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia ada 700.000 orang dan ini terbesar di dunia setelah Tiongkok. Sedangkan pembelajar bahasa Jepang di Jawa Timur ada 90.000 dan terbesar kedua setelah Jawa Barat," katanya.

Selain itu, Dubes Masaki juga mengapresiasi dukungan yang selama ini diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Terutama untuk masyarakat dan perusahaan Jepang.

"Kami berharap sekali hubungan ini terus berjalan baik. Dan kami berharap masyarakat, representasi, dan perusahaan Jepang bisa hidup dan terus beroperasi dengan damai dan lancar," ujarnya.

Kunjungan Dubes Masaki di Jatim ini berlangsung selama dua hari. Rencananya, ia juga akan mengunjungi Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, serta memberikan kuliah tamu di Universitas Airlangga Surabaya.

"Hubungan Jepang dan Jawa Timur ini sudah terjalin erat bertahun-tahun. Tentu kami bertekad meningkatkan kerja sama agar masyarakat Jawa Timur bisa merasakan kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik dari hubungan ini," katanya.